Armenia dan Azerbaijan Sepakati Prinsip Dasar Perdamaian
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Armenia dan Azerbaijan telah menyepakati prinsip-prinsip dasar perjanjian perdamaian tetapi masih “berbicara dalam bahasa diplomatik yang berbeda,” kata Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, pada hari Sabtu (18/11), menurut kantor berita Rusia, TASS.
Kedua negara telah berselisih selama beberapa dekade, terutama terkait wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri dari Azerbaijan, yang direbut kembali oleh pasukan Baku pada bulan September, sehingga memicu eksodus besar-besaran etnis Armenia dari wilayah tersebut.
Namun Pashinyan mengatakan ada beberapa kemajuan dalam pembicaraan mengenai perjanjian perdamaian meskipun ia disebut-sebut mengatakan bahwa kedua negara masih sering kesulitan untuk menyepakati beberapa hal.
“Kami punya kabar baik dan buruk tentang proses perdamaian Armenia-Azerbaijan,” TASS mengutip ucapan Pashinyan di Yerevan. “Bagus sekali bahwa prinsip-prinsip dasar perdamaian dengan Azerbaijan telah disepakati.”
“Hal ini terjadi melalui mediasi Ketua Dewan Eropa, Charles Michel, sebagai hasil pertemuan saya dengan Presiden Azerbaijan di Brussels,” kata Pashinyan.
“Kabar buruk yang paling penting adalah kita masih berbicara dalam bahasa diplomatik yang berbeda dan seringkali tidak memahami satu sama lain,” kata Pashinyan.
Pashinyan mengatakan Armenia juga telah mengusulkan pertukaran semua tahanan Armenia dengan semua tahanan Azerbaijan, lapor TASS. (Reuters/TASS)
Editor : Sabar Subekti
D'Masiv Meriahkan Puncak Festival Literasi Maluku Utara
TERNATE, SATUHARAPAN.COM - Grup band papan atas tanah air, D’Masiv hadir sebagai guest star da...