Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 12:54 WIB | Senin, 28 Maret 2016

Asam Jawa, Tumbuhan Multifungsi

Asam jawa (Tamarindus indica, Linn). (Foto: phdi.or.id)

SATUHARAPAN.COM – Asam jawa adalah sejenis buah yang masam rasanya, biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia, sebagai penambah rasa asam dalam makanan, misalnya sayur asam.

Asli Afrika, tumbuhan ini menyebar ke Sudan, Karibia, Amerika Latin, Indonesia, dan Asia Tenggara. Di Indonesia, asam jawa ditemukan hampir di seluruh wilayah. Di beberapa daerah, asam jawa digunakan sebagai pohon pelindung di jalan-jalan raya karena tajuknya yang rindang. Selain kayunya yang bernilai ekonomis tinggi, bagian tanaman lain memiliki banyak manfaat, termasuk berkhasiat obat. Buahnya yang tua, masak, dan dikeringkan, biasa disebut asem kawak.

Di Indonesia, mengutip dari Wikipedia, asam jawa memiliki nama lain asem (Jawa, Sunda), acem (Madura), asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi). Di daerah persebarannya, selain dikenal sebagai asam (Malaysia), juga dikenal dengan nama sampalok, kalamagi (Tagalog), magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), dan me atau trai me (Vietnam). Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini dinamakan tamarind.

Tumbuhan asam jawa memiliki nama ilmiah Tamarindus indica, Linn, termasuk dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus.

Nama Tamarindus dan tamarind diturunkan dari bahasa Arab, tamrul-hindi, kurma India. Walau berasal dari Afrika, di India tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman produktif dan penuh manfaat, disebut kurma india mengingat daging buahnya seperti kurma.

Mengutip dari ejournal.litbang.depkes.go.id, asam jawa dapat mencapai tinggi 25 meter dengan diameter batang di pangkal sampai 2 meter. Kulit batangnya berwarna cokelat keabu-abuan, kasar, dan beralur-alur vertikal.

Tajuknya rindang, berdaun lebat, melebar, dan membulat. Daunnya majemuk menyirip genap.

Bunganya, seperti dikutip dari Wikipedia, tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting. Bunganya kupu-kupu dengan kelopak empat buah dan daun mahkota lima buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah cokelat.

Buah polong yang menggelembung, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji. Kulit buahnya (eksokarp) mengeras berwarna kecokelatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat mengeras dan liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecokelatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket.  Biji cokelat kehitaman, mengkilap dan keras.

Pohon asam tumbuh dengan baik sampai ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan air laut, di tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.

Manfaat dan Khasiat Obat

Asam jawa secara tradisional sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai obat. Karel Heyne, ahli botani Belanda yang banyak menulis buku tentang tumbuhan di Indonesia, dalam bukunya (1987), menyebutkan daun asam jawa berkhasiat mengobati asma, radang, batuk, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, morbili, alergi, sariawan, luka baru, borok, bisul, eksim, hingga pembersih logam.

Mengutip dari ejournal.litbang.depkes.go.id, hampir seluruh bagian tumbuhan asam jawa bermanfaat. Kayunya untuk bahan bangunan. Kayunya dahulu acap dimanfaatkan sebagai mainan gasing anak-anak laki-laki.

Buahnya yang masak dimanfaatkan sebagai bumbu masak atau sebagai obat, setelah terlebih dahulu dibuat asam kawak. Buah yang masak juga dijual sebagai penganan setelah dicampur gula pasir. Buah asam jawa bersifat pencahar, antipiretik, antiseptik, abortivum, dan meningkatkan nafsu makan.

Thailand dikenal sebagai penghasil asam jawa yang manis rasanya. Buah ini populer dan dimakan dalam keadaan segar, diekspor dalam bentuk polong yang belum dikupas.

Asam kawak biasa diperdagangkan antarpulau dan antarnegara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau menghilangkan bau amis ikan, juga biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu.

Asam kawak, menurut Wikipedia, dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara menjemurnya dalam tempat tertutup hingga keluar suatu cairan cokelat kehitaman. Madu asam digunakan untuk mengobati sariawan. Kulit kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai obat sariawan, sebagai obat kumur.

Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam. Daun asam jawa bersifat penurun panas, analgesik, dan antiseptik. Daun mudanya, yang disebut sinom, dicampur dengan kunyit dan bahan ramuan lain, untuk minuman kesegaran, melancarkan dan memperbanyak air susu ibu. Selain itu, juga sebagai tapal, dioleskan atau ditempelkan di permukaan kulit untuk mengurangi radang dan sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik.  

Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul, dan ruam.

Biji asam biasa dikonsumsi setelah direndam dan direbus, atau dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti. Tepung bijinya untuk mengobati disentri dan diare.

Biji asam jawa menurut penelitian Sutrisno (2001), seperti dikutip dari jtb.ub.ac.id, menjadi alternatif koagulan dalam penjernihan air, untuk mengatasi pencemaran limbah tahu dalam proses pembuangannya. Selain mudah didapatkan, juga murah dan ramah lingkungan. Kadar biji asam yang sesuai dengan proses penjernihan air sungai adalah 14 gram per liter.

Penelitian Tina Multazami, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica, L) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229” (Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013), menyebutkan ekstrak etanol daun asamn jawa memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphyloccocus aureus dan Escherichia coli tertentu.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home