Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 21:57 WIB | Minggu, 22 Desember 2019

Ashraf Ghani Terpilih Kembali Sebagai Presiden Afghanistan

Ashraf Ghani. (Foto: Ist)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, akan kembali menjabat presiden untuk periode kedua, hari Minggu (22/12), setelah pejabat pemilihan umum mengumumkan bahwa dia telah mendapat suara mayoritas dalam pemilihan presiden.

Meskipun Ghani menang bersih, dampak dari pemilihan yang disengketakan pada tanggal 28 September tampaknya akan berlanjut, di mana Ketua Eksekutif saingannya, Abdullah Abdullah, mengatakan dia akan menolak hasilnya.

Menurut Komisi Pemilihan Independen (IEC) dikutip AFP, Ghani memenangkan 50,64 persen suara dalam pemilihan 28 September, dengan mudah mengalahkan Abdullah, yang mendapat suara 39,52 persen.

Calon presiden memiliki hak untuk mengajukan keberatan sebelum hasil akhir diumumkan, mungkin dalam beberapa pekan ke depan. Segera setelah hasilnya diumumkan, kantor Abdullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia akan mempermasalahkannya.

"Kami ingin memperjelas sekali lagi kepada orang-orang kami, pendukung, komisi pemilihan umum dan sekutu internasional kami bahwa tim kami tidak akan menerima hasil pemungutan suara curang ini kecuali tuntutan sah kami didengarkan," bunyi pernyataan itu dikutip AFP.

Hasil awal awalnya jatuh tempo 19 Oktober tetapi berulang kali tertunda di tengah masalah teknis dan tuduhan penipuan dari berbagai kandidat, terutama Abdullah. "Kami, dengan kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab, dan kesetiaan menyelesaikan tugas kami," kata ketua IEC, Hawa Alam Nuristani. "Kami menghormati setiap suara, karena kami ingin demokrasi bertahan."

Masalah yang berlarut-larut antara pemungutan suara dan hasil awal menumpuk ketidakpastian tambahan pada warga Afghanistan yang sudah dengan cemas menunggu hasil pembicaraan antara Amerika Serikat dan Taliban.

Pemilihan itu dimaksudkan untuk menjadi yang terbersih dalam demokrasi Afghanistan yang baru dimulai, dengan sebuah perusahaan Jerman memasok mesin biometrik untuk menghentikan orang memilih lebih dari satu kali. Namun demikian, hampir satu juta dari 2,7 juta suara awal dibersihkan, karena ketidakberesan, yang berarti pemilihan umum selalu berada dalam partisipasi rendah di Afghanistan.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home