Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 09:33 WIB | Minggu, 24 Mei 2015

Asosiasi Pedagang: Pemerintah Lambat Atasi Masalah Beras Plastik

Para warga saat mengantre untuk membeli beras murah dari Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam gelar operasi beras murah yang totalnya sebanyak 5,3 ton di Taman Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (3/3). Harga yang dijual perpaketnya untuk lima kilogram beras dibandrol harga sebesar 37.000 Rupiah dengan harga perkilogramnya sekitar 7.400 sampai 9.000 Rupiah berbeda jauh dari harga di pasaran. (Foto: Dok.satuharapan.com/ Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah dinilai lambat untuk memeriksa dan mengumumkan hasil uji sampel beras diduga berbahan plastik yang ditemukan di Bekasi, kata Ngadiran Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia.

"Saya mohon kepada para ahli yang terkait dengan hasil ini, kalau bisa dipercepat kenapa diperlambat? Teknologi sudah canggih kenapa bisa lama?" keluh Ngadiran pada sebuah diskusi tentang beras sintetis di Jakarta, Sabtu (23/5).

Ngadiran mengatakan kabar tentang beras tersebut membuat sejumlah pedagang pasar tradisonal kehilangan kepercayaan dari masyarakat sehingga meminta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) segera mengumumkan hasil uji itu secepatnya.

"Menunda mengumumkan satu jam bahkan sampai satu hari sangat mempengaruhi usaha para padagang. Kalau ditunda satu hari lagi maka omset akan menurun lagi," kata dia.

Sementara itu, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Soekidi juga mendesak BPOM segera mengumumkan hasil dan kepolisian segera menemukan motif dibalik itu.

"Saya pikir harus dipercepat karena masyarakat yang menjadi korban. Tidak ada toleransi untuk zat berbahaya, karena ini kebutuhan pokok," katanya.

Di sisi lain, Yusni Emilia Harahap Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian meminta masyarakat untuk tenang menunggu hasil uji dari BPOM dan tetap percaya kepada penjual beras tradisional.

"Mari kita bangga mencintai produk pertanian lokal karena aman dan sehat apalagi ini adalah pangan utama kita," kata Yusni. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home