Atlet Layar Jerman Terganggu Sampah, Saat Berlatih untuk Olimpiade 2016
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Atlet layar putri Jerman, Victoria Jurczok dan Anika Lorenz, merasa tidak nyaman karena saat melakukan uji coba berlayar menjelang Olimpiade 2016 di Teluk Guanabara, Rio De Janeiro, Brasil, mereka terhambat dengan banyaknya sampah di teluk tersebut.
“Saat kami berlayar sepertinya ada beberapa sampah plastik yang tersangkut, tetapi sebenarnya saya tidak tahu itu sampah apa. Saya tidak memperhatikan dengan seksama,” kata Jurczok, seperti dia kemukakan di CNN International, hari Minggu (5/6). “Itu bisa merusak perahu atau memperlambat laju perahu saat berlayar,” Jurczok menambahkan.
Jurczok dan Lorenz sejak awal Mei 2016 berlatih mempersiapkan diri di Teluk Guanabara. Jurczok dan Lorenz memfokuskan pada adaptasi alam, arah angin, dan sekarang mereka mendapati hambatan baru berlayar pada kecepatan yang paling maksimal, namun di sisi lain harus berjuang mengatasi banyaknya sampah yang terapung, baik yang berukuran kecil maupun besar di teluk tersebut.
“Hari ini kami tidak mendapat kemajuan. Kami lebih banyak menemukan kantong plastik,” kata Lorenz.
Setelah selesai berlatih, Lorenz menjelaskan, dia mencuci pakaian dengan menggunakan kain sintetis. "Agar semua bakteri keluar dari pakaian kami,” kata Lorenz.
Wali Kota Rio De Janeiro, Eduardo Paes pernah mengatakan bahwa Olimpiade akan diadakan saat musim kemarau artinya sedikit curah hujan, sehingga sampah yang ada di Teluk Guanabara tidak akan menganggu jalannya perlombaan.
Seorang nelayan di Teluk Guanabara, Filipe Fernandes menceritakan saat berlayar dengan speed boat sehari-hari dia lebih memilih memperlambat kecepatan perahu motor kecil miliknya guna melindungi baling-baling dari semua sampah yang terapung di air.
“Tidak mungkin untuk berenang apalagi mengadakan olahraga di sini,” kata Fernandes.
Fernandes menuturkan berulang kali dia tertimpa sial karena setelah selesai mencari ikan dia harus menghilangkan kantong plastik yang menyangkut di baling-baling di perahu boatnya. "Sekarang masalahnya tidak hanya baling-baling saja, sekarang anda malah bisa dapat juga terkena penyakit kulit, tentu saja anda tidak dapat ikan di sini,” Fernandes menambahkan.
Nelayan lain di Rio De Janeiro bernama Reinaldo Coelho Moor menjelaskan bahwa cairan yang mengotori Teluk Guanabara yakni dari limbah rumah tangga yang tidak terorganisir dengan baik.
“Lihatlah Rio (Rio De Janeiro, red) sekarang, kita akan menyelenggarakan Olimpiade, tapi kami tidak memiliki tata cara pembuangan limbah dasar. Tidak ada logika,” kata Reinaldo.
Jurczok dan Lorenz mengatakan mereka mencoba untuk tidak fokus pada pencemaran air. Mereka mengemukakan akan bersaing untuk pertama kalinya di Olimpiade.
Jurczok mengatakan guna mengantisipasi dampak air yang kotor mereka membawa tim dokter yang menyertai mereka selama berlomba dan latihan di Brasil.
(cnn.com).
Editor : Sotyati
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...