Bangkai Kapal Uap Prancis, Tenggelam Tahun 1856, Ditemukan di Laut New England
PORTLAND-MAINE, SATUHARAPAN.COM-Kapal uap Prancis, Le Lyonnais, yang merupakan keajaiban pada masanya, dikhawatirkan hilang selamanya ketika sebuah bencana maritim pada tahun 1856 mengirimnya ke dasar laut di lepas pantai Massachusetts.
Beberapa generasi kemudian, kru penyelamat laut siap menulis bab berikutnya dalam sejarah kapal penumpang, yang dibangun saat Era Pelayaran mulai digantikan oleh kapal uap. Perusahaan penyelamatan laut New Jersey, Atlantic Wreck Salvage, menemukan bangkai kapal Le Lyonnais sekitar 200 mil (322 kilometer) di lepas pantai New Bedford, Massachusetts, pada akhir Agustus.
Penemuan kapal uap ini merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun untuk menemukannya dan juga merupakan awal yang baru, kata Jennifer Sellitti, juru bicara Atlantic Wreck Salvage dan anggota kru di D/V Tenacious, kapal yang digunakan perusahaan tersebut untuk penyelaman dan penyelamatan. Langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan lokasi bangkai kapal, memetakannya, dan menentukan artefak apa yang dapat dibawa ke permukaan, kata Sellitti.
“Menemukannya dalam beberapa hal merupakan penutupan, dalam beberapa hal merupakan akhir. Tapi dalam beberapa hal, ini merupakan awal — mendokumentasikannya, menentukan apa yang ada di bawah sana dan apa yang harus dibawa ke atas,” kata Sellitti. “Ini adalah contoh awal dari mesin uap.”
Le Lyonnais memiliki panjang sekitar 260 kaki (79 meter) dan bertugas mengangkut penumpang dan kargo antara New York dan Prancis, kata Sellitti. Kapal itu memiliki layar tetapi juga dilengkapi dengan mesin uap horizontal dan lambung besi, menjadikannya contoh bagaimana inovasi mengubah pelayaran pada pertengahan abad ke-19.
Namun bencana melanda selama pelayaran pertama kapal itu kembali ke kota Le Havre di Prancis dari Amerika Serikat. Kapal itu bertabrakan dengan barque Adriatic buatan Maine, yang sedang dalam perjalanan dari Belfast, Maine, ke Savannah, Georgia, menurut penelitian Atlantic Wreck Salvage, yang digunakan Sellitti sebagai dasar untuk sebuah buku tentang kapal yang berjudul "The Adriatic Affair."
Tabrakan itu membuat Le Lyonnais berlubang di lambung kapal yang akhirnya menenggelamkan kapal. Dari 132 penumpang dan awak kapal, 114 orang tewas. Adriatic berhasil kembali ke New England untuk diperbaiki.
Awak kapal penyelamat menemukan Le Lyonnais dengan melakukan penelitian sejarah dan menggunakan sonar untuk mempersempit lokasi tempat peristirahatan terakhirnya. Kapal itu kemungkinan sudah terlalu rusak untuk diangkat, kata Sellitti.
Namun, sifat historis kapal tersebut membuat penemuannya menjadi penting, kata Eric Takajian, salah satu anggota kru yang menemukan Le Lyonnais.
“Menjadi salah satu kapal uap penumpang Prancis pertama yang memiliki jadwal pelayaran rutin melintasi Atlantik dan merupakan kapal uap transisi awal membuat penemuan Le Lyonnais menjadi penting,” katanya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Tanda-tanda Kelelahan dan Stres di Tempat Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Stres berkepanjangan sering kali didapati di tempat kerja yang menyebabka...