Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 00:18 WIB | Rabu, 30 Desember 2020

Bangladesh Pindahkan 1.800 Pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char

Pengungsi Rohingya berada di kapal angkatan laut Bangladesh saat mereka dipindahkan ke pulau rawan banjir Bhashan Char di Teluk Benggala pada hari Selasa (29/12). (Foto: AFP)

DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Bangladesh memindahkan kelompok kedua pengungsi Muslim Rohingya ke pulau dataran rendah di Teluk Benggala pada hari Selasa (29/12), meskipun ada tentangan dari kelompok hak asasi manusia yang khawatir tentang kerentanan lokasi baru tersebut terhadap banjir.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan tidak terlibat dalam relokasi itu, tetapi mendesak pemerintah untuk memastikan tidak ada pengungsi yang dipaksa pindah ke pulau Bhasan Char, yang baru timbul dari laut 20 tahun lalu.

"Kami siap menerima para pendatang baru," kata Komodor Angkatan Laut, Abdullah Al Mamun Chowdhury. Pulau itu menerima  1.804 pengungsi Rohingya yang dipindahkan dengan tujuh kapal.

Kelompok pertama lebih dari 1.600 orang Rohingya, anggota kelompok minoritas yang melarikan diri dari Myanmar, dipindahkan dari kamp mereka dengan gubug reyot di dekat perbatasan Myanmar ke Bhasan Char pada awal bulan lalu.

Badai sering melanda pantai Bangladesh. Pada tahun 1991, hampir 143.000 orang tewas ketika topan melanda dan menimbulkan gelombang pasang setinggi 4,5 meter (15 kaki).

Pemerintah telah membangun tanggul sepanjang 12 kilometer untuk melindungi pulau itu dan perumahan bagi 100.000 orang pengungsi. Namuh hal itu dinilai mengabaikan risiko.

"Pulau itu sepenuhnya aman," kata Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen. Pemerintah juga mengatakan relokasi itu sukarela tetapi beberapa pengungsi dari kelompok pertama telah berbicara tentang dipaksa untuk pindah.

“Warga Rohingya yang pindah ke sana sangat senang dengan pengaturan tersebut. Beberapa kelompok jahat menyebarkan propaganda negatif,” katanya.

Dua pria Rohingya di atas salah satu kapal yang menuju ke pulau itu dari pelabuhan Chittagong mengatakan bahwa mereka pindah ke rumah baru mereka secara sukarela.

Yang satu mengatakan dia bergabung dengan kerabat yang sudah ada di sana sementara yang lain pindah bersama istri dan enam anaknya.

“Ada begitu banyak penderitaan dan konflik di kamp,” kata salah satu pria. “Kami pergi ke sana dengan harapan kehidupan yang lebih baik.” (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home