Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:48 WIB | Selasa, 25 Januari 2022

Bantuan Luar Pertama ke Tonga Tiba Hari Ini

Bantuan Luar Pertama ke Tonga Tiba Hari Ini
Foto dari Broadcom Broadcasting ini menunjukkan area yang rusak di Nuku'alofa, Tonga, Kamis, 20 Januari 2022, menyusul letusan gunung berapi pada hari Sabtu di dekat kepulauan Pasifik. Penerbangan pertama yang membawa air bersih dan bantuan lainnya ke Tonga akhirnya bisa berangkat Kamis setelah landasan utama bandara negara Pasifik itu dibersihkan dari abu yang ditinggalkan oleh letusan. (Foto: Marian Kupu/Siaran Broadcom via AP)
Bantuan Luar Pertama ke Tonga Tiba Hari Ini
Foto dari Angkatan Pertahanan Selandia Baru ini, sebuah Hercules C-130 Angkatan Udara Kerajaan Selandia Baru dimuat sebelum meninggalkan pangkalan udara di Auckland, Kamis, 20 Januari 2022, terbang ke Tonga dengan bantuan. (Foto: CPL Dillon Anderson/Angkatan Pertahanan Selandia Baru via AP)

TONGA, SATUHARAPAN.COM-Penerbangan pertama yang membawa air bersih dan bantuan lainnya ke Tonga akhirnya dapat berangkat hari Kamis (20/1) setelah landasan utama bandara negara Pasifik itu dibersihkan dari abu yang ditinggalkan oleh letusan gunung berapi besar.

Sebuah pesawat angkut militer C-130 Hercules meninggalkan Selandia Baru dengan membawa wadah air, perlengkapan untuk tempat penampungan sementara, generator, perlengkapan kebersihan dan peralatan komunikasi, kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta.

Australia juga mengirim pesawat angkut C-17 Globemaster dengan pesawat lain untuk mengikuti yang membawa bantuan kemanusiaan. Semua penerbangan itu dijadwalkan tiba di Tonga pada Kamis sore.

Pengiriman akan dilakukan tanpa kontak karena Tonga sangat ingin memastikan orang asing tidak membawa virus corona. Tidak ada wabah COVID-19, dan hanya melaporkan satu kasus sejak pandemi dimulai.

“Pesawat diperkirakan akan berada di darat hingga 90 menit sebelum kembali ke Selandia Baru,” kata Menteri Pertahanan, Peeni Henare.

Jepang juga mengatakan akan mengirimkan bantuan darurat, termasuk air minum dan peralatan untuk membersihkan abu vulkanik. Dua pesawat Hercules dan sebuah kapal pengangkut yang membawa dua helikopter CH-47 Chinook kemungkinan akan berangkat Kamis, kata Kementerian Pertahanan.

Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, mengatakan kepada wartawan bahwa kementeriannya "akan melakukan segala yang kami bisa untuk orang-orang Tonga yang dilanda bencana."

Pejabat kemanusiaan PBB melaporkan bahwa sekitar 84.000 orang, lebih dari 80% populasi Tonga, telah terkena dampak letusan gunung berapi, kata juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengatakan, menunjuk pada tiga kematian, cedera, kehilangan rumah dan air yang tercemar.

Komunikasi dengan Tonga tetap terbatas setelah letusan pada hari Sabtu dan tsunami tampaknya telah merusak kabel serat optik tunggal yang menghubungkan Tonga dengan seluruh dunia. Artinya, sebagian besar orang belum bisa menggunakan internet atau menelepon ke luar negeri, meskipun beberapa jaringan telepon lokal masih berfungsi.

Sebuah kapal patroli angkatan laut dari Selandia Baru juga diperkirakan tiba hari Kamis malam. Kapal ini membawa peralatan hidrografi dan penyelam, dan juga memiliki helikopter untuk membantu pengiriman pasokan.

Para pejabat mengatakan tugas pertama kapal itu adalah memeriksa saluran pelayaran dan integritas struktural dermaga di ibu kota, Nuku'alofa, setelah letusan dan tsunami.

Kapal angkatan laut Selandia Baru lainnya yang membawa 250.000 liter (66.000 galon) air sedang dalam perjalanan. Kapal tersebut juga dapat menghasilkan puluhan ribu liter air tawar setiap hari menggunakan pabrik desalinasi.

Tiga pulau kecil di Tonga mengalami kerusakan parah akibat gelombang tsunami, kata pejabat dan Palang Merah.

Dujarric dari PBB mengatakan "semua rumah tampaknya telah hancur di pulau Mango dan hanya dua rumah yang tersisa di pulau Fonoifua, dengan kerusakan parah dilaporkan di Nomuka." Dia mengatakan evakuasi sedang berlangsung untuk orang-orang dari pulau-pulau.

Menurut angka sensus Tonga, Mangga adalah rumah bagi 36 orang, Fonoifua adalah rumah bagi 69 orang, dan Nomuka untuk 239 orang. Mayoritas orang Tonga tinggal di pulau utama Tongatapu, di mana sekitar 50 rumah hancur.

Dujarric mengatakan kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak adalah air bersih, makanan dan barang-barang non-makanan, dan prioritas utama adalah membangun kembali layanan komunikasi termasuk untuk panggilan internasional dan internet.

Tonga sejauh ini menghindari kehancuran yang meluas yang awalnya ditakuti banyak orang. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home