Baru Sebulan Ditunjuk, PM Irak Mengundurkan Diri
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM-Belum sebulan menjabat dan bekerja, Perdana Menteri Irak yang ditunjuk, Mohammed Tawfiq Allawi, menyatakan mengundurkan diri, hari Senin (2/3). Dia ditunjuk oleh Presiden, Barham Salih, untuk menggantikan Perdana Menteri yang mundur oleh desakan protes rakyat, Adel Abdul Mahdi.
Presiden Barham Salih mengumumkan bahwa ia akan memulai konsultasi kembali untuk memilih pengganti dalam waktu dua pekan.
Allawi mengatakan di akun Twitter bahwa dia mengirim surat kepada Presiden di mana dia meminta maaf karena belum membentuk pemerintahan. Dia menambahkan bahwa dia menemukan bahwa "partai politik tertentu tidak serius tentang reformasi dan memenuhi janji mereka kepada bangsa dan menjadi hambatan lahirnya pemerintahan yang independen. "
Pengumuman itu dikeluarkan beberapa jam setelah parlemen kembali gagal bersidang untuk menyetujui kabinet yang diajukan Allawi, karena tidak memenuhi kuorum hingga hari Minggu (1/2), menurut The Baghdad Post. Ini adalah kegagalan kedua dalam dua pekan ini.
Salih mengatakan bahwa ia akan memulai konsultasi untuk memilih kandidat baru perdana menteri dalam jangka waktu 15 hari, kata kantor berita Irak dikutip Al Arabiya.
Parlemen Irak saat ini terpecah dan Allawi berjuang untuk mendapatkan dukungan dari kelompok minoritas Arab Sunni dan Kurdi di negara itu. Kelompok Kurdi dan Arab Sunni menentang pemungutan suara yang tidak mengikat yang disahkan oleh partai-partai yang mewakili mayoritas Syiah untuk mengakhiri keberadaan 5.200 tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Irak.
Irak berada di bawah tekanan pengunjuk rasa dari kelompok yang didukung Iran sejak dua bulan lalu untuk melawan AS. Sementara rakyat Irak yang menggelar protes anti pemerintah sejak 1 Oktober tahun lalu menghendaki pemerintah yang independen yang bebas dari kepentingan luar, dan membangun lapangan kerja dan pelayanan publik yang baik, serta memberantas korupsi. Rakyat Irak juga menuntut ditinggalkannya sistem politik sektarian.
Pada hari Minggu, parlemen Irak menunda beberapa jam sidang darurat untuk memberikan suara pada kabinet Allawi yang ditunjuk sebagai PM. Namun hingga hari Minggu (1/3) tengah malam yang merupakan batas akhir, sidang tidak bisa diselenggarakan.
Allawi sendiri ditolak oleh kelompok rakyat yang berdemonstrasi sejak Oktober. Demonstran mengatakan bahwa dia terlalu dekat dengan sistem politik lama, dan orang yang sama dengan mereka yang ditolak rakyat selama ini.
Editor : Sabar Subekti
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...