Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:25 WIB | Senin, 21 September 2020

Belarusia: Protes terhadap Presiden Lukashenko Meluas, Ratusan Orang Ditangkap

Pendukung oposisi berbaris dalam rapat umum untuk menuntut pengunduran diri Presiden Belarusia Alexander Lukashenko lebih dari sebulan setelah pemilihan presiden yang disengketakan, di Minsk, Belarusia pada hari Minggu (20/9/2020). (Foto: Reuters)

MINSK, SATUHARAPAN.COM-Puluhan ribu pendukung oposisi berbaris di ibu kota Belarusia, Minsk, hari Minggu (20/9), menentang penjagaan keamanan yang ketat, termasuk menggunakan meriam air dan kendaraan lapis baja.

Lebih dari 100 orang ditangkap di tengah-tengah demonstrasi dan protes serupa di kota-kota besar lainnya, kata kelompok hak asasi manusia, Viasna. Protes itu terjadi sehari setelah petugas polisi menahan ratusan demonstran pada pawai perempuan di ibu kota.

Gerakan oposisi terus melakukan gelombang demonstrasi besar setiap hari Minggu sejak Presiden Alexander Lukashenko memenangkan sengketa hasil pemilihan umum 9 Agustus di mana dia disebutkan meraik kemenangan.

Di kota Minsk, orang-orang yang memegang bendera protes merah-putih berkumpul untuk "Pawai Keadilan" berjalan melalui jalan-jalan utama sambil memegang plakat dengan slogan seperti "Pengecut memukuli perempuan" dan "Keluar!".

Natalya Chizhevich, pensiunan guru berusia 60 tahun mengatakan dia bergabung dengan demonstrasi setiap minggu. "Eropa tidak akan membantu kami menyingkirkan Lukashenko, rakyat sendiri harus menyingkirkannya," katanya.

Beberapa media independen memperkirakan jumlah yang ikut protes mencapai puluhan ribu, sementara surat kabar oposisi Nasha Niva menyebutkan angka tersebut jauh lebih tinggi pada 150.000. Pawai sebelumnya telah diikuti sekitar 100.000 pemilih.

"Saya harap ini tidak akan mereda. Kami keluar setiap saat, ini untuk menghirup udara segar," kata Maxim Karpov, 33 tahun. "Ini semua memberi kita kekuatan untuk terus berjuang."

Polisi Menangkap Demonstran

Polisi dan pasukan internal mengendarai truk militer, membawa meriam air dan pengangkut personel lapis baja ke pusat kota dan memasang kawat berduri.

Pada malam hari, sejumlah besar polisi anti huru-hara dengan perisai menghadapi pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera setelah menahan beberapa orang. Viasna mengatakan sedikitnya 80 orang telah ditahan di Minsk dan 47 di kota lain.

Di kota Brest di barat daya, polisi mengatakan mereka menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa selama bentrokan jalanan yang menegangkan, dan menambahkan bahwa seorang petugas menembakkan granat setrum ke udara. Pemerintah lakukan pengurangan jangkauan internet seluler selama protes, dan stasiun metro pusat Minsk ditutup.

Pemimpin oposisi, Svetlana Tikhanovskaya, yang mengklaim menang atas Lukashenko dalam pemungutan suara dan berlindung di Lithuania, memuji para demonstran karena keluar "dengan berani membela apa yang mereka inginkan".

Protes massa tersebut menyusul tindakan keras polisi pada Sabtu (19/9) terhadap demonstran perempuan dalam aksi damai yang mengenakan aksesoris mengkilap untuk "Sparkly March". Para pengunjuk rasa diseret ke dalam van, dan beberapa diangkat dengan menyeret kaki mereka.

Juru bicara kementerian dalam negeri Belarusia, Olga Chemodanova, mengatakan bahwa polisi telah menahan 415 orang di Minsk dan 15 di kota-kota lain, karena melanggar peraturan tentang demonstrasi massa. Dia mengatakan 385 telah dibebaskan.

Memperjuangkan Kebebasan

Skala penahanan hari Sabtu mendorong Dewan Koordinasi Oposisi memperingatkan "fase baru dalam eskalasi kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai". Di antara mereka yang ditahan adalah tokoh protes Nina Baginskaya, 73 tahun, yang kemudian dibebaskan.

Taktik polisi yang agresif mendorong saluran Telegram oposisi, Nexta, yang memiliki lebih dari dua juta pelanggan, untuk mempublikasikan nama dan pangkat lebih dari 1.000 petugas polisi.

Para pengunjuk rasa telah mencoba menarik topeng dan balaclavas dari polisi yang muncul pada demonstrasi dengan pakaian biasa atau berseragam tanpa lencana atau tanda nama. Pemimpin oposisi Tikhanovskaya pada hari Sabtu mengatakan bahwa Belarusia siap untuk melucuti polisi dengan mematuhi "perintah kriminal" tanpa menyebut nama.

Lukashenko telah menolak seruan oposisi untuk pengunduran dirinya dan meminta bantuan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah menjanjikan bantuan penegakan hukum jika diperlukan dan pinjaman US$ 1,5 miliar.

Tikhanovskaya bertemu dengan menteri luar negeri Uni Eropa hari Senin (21/9) di Brussel saat Uni Eropa mempersiapkan sanksi terhadap mereka yang disalahkan karena mencurangi pemilihan dan tindakan keras rezim yang kejam.

Pihak berwenang telah memenjarakan banyak sekutu Tikhanovskaya yang membentuk kepemimpinan Dewan Koordinasi, atau mengusir mereka ke luar negeri. Mitra kampanyenya, Maria Kolesnikova, telah dipenjara dan dituduh merusak keamanan nasional.

Dia merilis pesan kepada pengunjuk rasa pada hari Minggu yang mengatakan: "Kebebasan layak untuk diperjuangkan. Jangan takut untuk bebas!" (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home