Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 11:04 WIB | Sabtu, 06 April 2019

Berdoa di Lantai Dansa Bisa Lebih Nikmat, 80 Tahun OHD

Berdoa di Lantai Dansa Bisa Lebih Nikmat, 80 Tahun OHD
Seorang pengunjung melewati karya berjudul “Bhavana” karya Rara Kuastra dalam pameran “Tribute to OHD”. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Berdoa di Lantai Dansa Bisa Lebih Nikmat, 80 Tahun OHD
Kolektor karya seni Oei Hong Djien (berpeci) berbincang-bincang dengan pengunjung membahas karya saat pembukaan pameran “Tribute to OHD” di Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (5/4) sore.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Saya sangat beruntung karena dimanjakan oleh seniman-perupa. Ulang tahun saya bertepatan dengan Kamis suci (sesuai keyakinan Katolik). Saya berpesta, berdansa. Saudara-saudara saya pada marah, Kamis suci bukannya ke gereja malah berdansa-dansa. Saya bilang, Tuhan itu ada dimana-mana. Kita ini berdoa tidak perlu (harus datang) ke gereja. Di lantai dansa (bisa) lebih nikmat. Ini mungkin resep saya menjalani hidup (dan tetap sehat hingga usia tua), banyak tertawa. Dalam kesempatan ini saya jelas merasa gembira hati sekaligus terharu.”

Sambutan yang disampaikan kolektor karya seni yang juga dokter Oei Hong Djien di pelataran Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jumat (5/4) sore mengawali rangkaian pameran “Tribute to OHD”.

Rangkaian pameran menjadi persembahan seniman-perupa Yogyakarta bagi OHD yang sedang merayakan ulang tahun yang ke-80. Sebanyak lima belas ruang seni di Yogyakarta dan Magelang turut terlibat dalam pameran “Tribute to OHD” diawali di BBY.

Dua puluh seniman-perupa perempuan mempresentasikan karyanya dalam dimensi 80 cm x 100 cm di ruang pamer BBY hingga 13 April 2019. Kedua puluh seniman tersebut adalah Ajang Pratiwi, Anis Kurniasih, Anjani Citra A, Aurora Santika,  Deidra Massayu,  Dhia Sasih Upi, Diana Puspita Putri, Dini Nur Aghnia, Elisa Faustina, Hanggita Dewi, Harindarvati, Ipeh Nur, Meliantha Muliawan, Melwan Desyka, Mutiara Riswari, Novella Havidzoh, Rara Kuastra, Reza Pratisca Hasibuan, Triana Nurmaria, Rika Ayu.

Selain persembahan untuk ulang tahun OHD, pameran “Tribute to OHD” di BBY bertujuan mempresentasikan (1) “cara pemahaman” (mode of comprehension) perupa—yaitu ikhtiar kreatif perupa dalam menerjemahkan tajuk pameran ini dalam bahasa visual seturut kadar dan kecenderungan artistiknya; (2) “cara perhubungan” (mode of communication)—yaitu sarana bagi perupa untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya mengenai OHD; (3) “cara penciptaan” (mode of creation)—yaitu penciptaan kembali riwayat OHD sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi perupa.

Pameran dihelat secara maraton pada kelima belas ruang seni. Pada malam harinya di tempat berbeda Bale Banjar Sangkring dilanjutkan pembukaan pameran rangkaian “Tribute to OHD”. Hingga tanggal 4 Mei akan dibuka secara bergantian di masing-masing ruang seni.

Berikut jadwal pembukaan rangkaian pameran “Tribute to OHD”:

  • Jumat (26/4) : NalaRoepa art space, Yogyakarta (pukul 16.00 WIB), Museum dan Tanah Liat, Yogyakarta (pukul 19.30 WIB).
  • Sabtu (27/4) : Syang art space Magelang (pukul 13.00 WIB).
  • Minggu (28/4) : Kiniko art room, Yogyakarta (pukul 16.00 WIB), Sarang building, Yogyakarta (pukul 19.30 WIB).
  • Selasa (30/4) : Langgeng art foundation, Yogyakarta (pukul 16.00 WIB), Galeri Lorong, Yogyakarta (pukul 19.00 WIB).
  • Kamis (2/5) : Pendhapa art space, Yogyakarta (pukul 16.00 WIB), Tahunmas art room, Yogyakarta (pukul 19.00 WIB).
  • Jumat (3/5) : Indie art house, Yogyakarta (pukul 16.00 WIB), MJK art community, Yogyakarta (pukul 19.00 WIB).
  • Sabtu (4/5) : RuangDalam art house, Yogyakarta (pukul 16.00 WIB), SURVIVE!garage, Yogyakarta (pukul 19.00 WIB).

Selamat ulang tahun ke-80, pak dokter.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home