Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 05:45 WIB | Kamis, 05 November 2015

Biarkan Capung Itu Terbang

Kasih tidak akan lekang oleh kehidupan dan kematian, pengkalkulasian nilai hidup seseorang hanya akan membiaskannya.
Capung Dakocan (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Dengan mengendap-endap tanpa menggunakan alas kaki, seorang anak mendekati capung-capung yang hinggap di dedaunan, kemudian ditangkapnya dengan perlahan.  Suatu kegembiraan tersendiri bila ia berhasil menangkap capung, kemudian dimasukkan dalam plastik untuk dihitung bersama teman-temannya.

Sore itu dengan hati senang anak tersebut pulang ke rumah menenteng plastik yang berisi capung tangkapannya.  Namun ternyata, ayahnya menyambutnya di ambang pintu dengan marah,  mengambil plastik tersebut dan menunjukkan capung-capung yang lemas kehabisan nafas.  ”Biarkan capung-capung itu terbang daripada menderita untuk kepuasanmu,” kira-kira demikian percakapan yang ditangkapnya saat itu.

Tiba-tiba kejadian sekian puluh tahun itu berputar kembali dalam ingatan ketika saya mendengar berita mengenai seorang ibu yang menuntut sejumlah uang dengan nilai fantastik pada sebuah rumah sakit.  Suaminya yang sebelumnya membaik setelah dirawat sekian lama di rumah sakit tersebut, tiba-tiba meninggal dunia beberapa hari setelah pulang ke rumah.  Apa penyebabnya menjadi tanda tanya besar, pihak rumah sakit pun merasa Sang Suami pulang dalam keadaan baik. Namun, yang pasti dia kehilangan suami tercinta yang selama ini menyokong kehidupan keluarganya.

Kepedihan harus dihadapinya, sehingga ia pun mengalkulasi berapa banyak kehilangan penghasilan yang harus ditanggungnya dengan kematian sang suami, untuk dikompensasikan padanya.

Terkadang kehilangan seseorang yang dikasihi membuat ketakutan dan kemarahan yang sangat besar, namun kita pun sejujurnya tahu bahwa di balik semua kejadian yang kita alami,  ada kebesaran Sang Pencipta yang membuat skenario kehidupan ini.

Tanpa terasa, saya pun merasakan kegundahan hati Sang Ibu, sejenak merasa ada di taman dengan berbagai capung yang beterbangan, mulai mengendap-endap untuk menangkapnya.  Namun, saya melihat sorot mata ayah saya, “Biarkan capung-capung itu terbang.”

Kasih tidak akan lekang oleh kehidupan dan kematian, pengkalkulasian nilai hidup seseorang hanya akan membiaskannya.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home