Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 23:26 WIB | Jumat, 10 November 2017

Bidara Berpotensi Antistres

Bidara (Ziziphus mauritinia). (Foto: saintlucianplants. com)

SATUHARAPAN.COM – Tanaman obat yang satu ini memang jarang dijumpai di daerah perkotaan. Bidara, atau sering juga disebut widara, lebih senang tumbuh di daerah kering dan tandus.

Tumbuhan ini memiliki buah bulat kecil dengan rasa yang manis dan kesat. Daun dari tanaman berbentuk bulat lonjong dengan tangkai yang rimbun dipenuhi duri. Tumbuhan buah bidara mempunyai nama latin Ziziphus mauritiana, banyak ditemukan di negara Tiongkok dan juga Indonesia.

Dikutip dari bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id, buah bidara dapat dimakan dalam keadaan segar, diperas menjadi minuman penyegar, atau dibuat manisan. Di Asia Tenggara, buah yang belum matang dimakan dengan garam, dan buahnya juga dapat direbus dan menghasilkan sirup.

Di Indonesia, daun mudanya diolah sebagai sayuran, daun-daunnya dapat pula dijadikan pakan ternak. Buah bidara kultivar unggul diperjualbelikan sebagai buah segar, untuk dimakan langsung atau dijadikan minuman segar. Di beberapa tempat, buah ini juga dikeringkan, dijadikan manisan, atau disetup. Buah muda dimakan dengan garam atau dirujak.

Bidara yang buahnya dalam bahasa Inggris disebut jujube, dikutip dari thehealthsite.com, banyak mengandung vitamin A dan C. Seiring dengan itu, buah bidara juga diketahui mengandung 18 dari 24 asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Hal ini yang menyebabkan buah bidara ini digunakan dalam pengobatan herbal India dan Tiongkok, dan masih terus menjadi bagian penting pengobatan Ayurveda dan Cina.

Buah bidara, diketahui memiliki sifat sedatif bawaan. Sedatif dapat membantu dalam menenangkan sistem saraf, dan dengan demikian membantu mengatasi gangguan saraf seperti kegelisahan dan insomnia.

Buah bidara, dikutip draxe.com, dikenal memiliki efek menenangkan pada pikiran dan tubuh. Itulah yang mendasari buah ini secara tradisional digunakan sebagai obat antidepresan alami, antikecemasan, dan antistres.

Benih buah bidara secara khusus telah dimanfaatkan dalam mengurangi kecemasan pada hewan. Hasil dari satu penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology menunjukkan bahwa ekstrak biji bidara memiliki efek anti-kecemasan dengan dosis rendah dan efek sedatif saat digunakan pada dosis yang lebih tinggi.

Sayangnya, saat ini tidak ada penelitian manusia tentang efek penenang atau pengurangan kecemasan dari bidara. Namun, hasil penelitian pada hewan tersebut menggembirakan sampai saat ini mengingat potensinya sebagai penghilang stres alami.

Bagian tumbuhan bidara, dikutip dari ugm.ac.id, telah dibuktikan memiliki aktivitas antioksidan, salah satunya adalah bagian daunnya. Ekstrak metanol daun bidara diketahui memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas yang tinggi.

Aktivitas antioksidan tanaman bidara telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Ekstrak etanol dan ekstrak heksan daun bidara memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan standar asam askorbat, demikian pula ekstrak etanol kulit batang bidara. Dengan demikian daun bidara memiliki aktivitas adaptogenik.

Efek empiris yang dimiliki bidara sebagai tonik juga memperkuat dugaan bahwa bidara memiliki aktivitas adaptogenik. Adaptogen didefinisikan sebagai senyawa yang dapat meningkatkan adaptasi/toleransi terhadap stres.

Adaptogen berperan dalam memberikan efek stimulasi dan perlindungan terhadap stres (stress-protection) atau antistres.  Beberapa tumbuhan yang telah diketahui memiliki aktivitas adaptogenik antaralain ginseng (Panax gingseng) dan schisandra (Schizandra chinensis), yang dapat digunakan untuk mengobati stres kronik.

Pemerian Botani Tanaman Bidara

Bidara atau Ziziphus mauritiana, dikutip dari unud.ac.id, merupakan tumbuhan hijau berbentuk semak atau pohon berukuran kecil sampai menengah dengan tinggi bervariasi dari 3-4 sampai 10-16 m.

Daunnya berbentuk bulat telur sampai hampir bundar, bertulang daun 3, bergerigi lemah, dari bawah putih atau cokelat karat. Daun penumpu berbentuk duri, hampir selalu salah satu dari keduanya gagal tumbuh.

Bunga dalam payung tambahan, bertangkai pendek atau duduk, berambut di ketiak. Bunga bergaris tengah lebih kurang 0,5 cm. Kelopak kuning hijau, separuh berlekuk 5, taju segi 3 bulat telur dari dalam berlunas. Daun mahkota 5, bulat telur terbalik bentuk tudung berwarna putih.

Buah berbentuk oval berdaging berwarna kuning kemerahan. Memiliki banyak percabangan batang dengan kulit batang memiliki alur longitudinal yang mendalam berwarna cokelat keabu-abuan atau kemerahan. Biasanya terdapat duri pada batangnya.

Pohon bidara dikutip dari Wikipedia memiliki nama ilmiah Ziziphus mauritiana, dikenal pula dengan pelbagai nama daerah, seperti widara (Sunda, Jawa) atau dipendekkan menjadi dara (Jawa), bukol (Madura), bekul (Bali), ko (Sawu), kok (Rote), kom, kon (Timor), bedara (Alor), bidara (Makasar, Bugis), rangga (Bima), serta kalangga (Sumba).

Di negara-negara lain, tumbuhan ini dikenal di antaranyadengan nama: bidara, jujub, epal siam (Malaysia), manzanitas (Filipina), zee-pen (Burma), putrea (Kamboja), than (Laos), phutsaa, ma tan (Thai), tao, tao nhuc (Vietnam).

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai jujube, Indian jujube, Indian plum, atau Chinese apple. Di Prancis, dikenal dengan nama jujubier.

Bidara diperkirakan memiliki asal-usul dari Asia Tengah, dan menyebar alami di wilayah yang luas mulai dari Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir, Uganda, dan Kenya di Afrika; Afganistan, Pakistan, India utara, Nepal, Bangladesh, Tiongkok selatan, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia, hingga Australia.

Kini bidara telah ditanam di banyak negara di Afrika, dan juga di Madagaskar. Namun, yang mengembangkannya secara komersial hanyalah India, Tiongkok, dan sedikit di Thailand.

Ziziphus spina-christi, atau dikenal sebagai Christ's thorn jujube (bidara mahkota duri Kristus), tumbuh di daerah Afrika utara dan tropis serta Asia Barat, termasuk di Israel/Palestina. Diyakini merupakan bahan membuat mahkota duri yang ditaruh di kepala Yesus Kristus menjelang penyaliban-Nya.

Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat obat, untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal obat luka. Di Jawa, kulit kayu ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Di Malaysia, kulit kayu yang dihaluskan dipakai sebagai obat sakit perut. Kulit kayu bidara diyakini memiliki khasiat sebagai tonikum, meski tidak terlalu kuat, dan dianjurkan untuk penyakit lambung dan usus.

Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama. Kayu ini dijadikan barang bubutan, perkakas rumah tangga, dan peralatan lain. Di Bali, kayu bidara dimanfaatkan untuk gagang kapak, pisau, pahat, dan perkakas tukang kayu lainnya. Di samping penggunaan di atas, kayu bidara juga cocok digunakan untuk konstruksi, furnitur dan almari, peti pengemas, venir, dan kayu lapis.

Buah bidara merupakan sumber karoten, vitamin A dan C, dan lemak. Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran. Daunnya yang tua untuk pakan ternak. Rebusan daunnya diminum sebagai jamu. Daun-daun ini membusa seperti sabun apabila diremas dengan air, dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam, atau digunakan untuk memandikan mayat.

Bidara menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik. Kayu ini juga baik dijadikan arang. Ranting-rantingnya yang menjuntai mudah dipangkas dan dipanen sebagai kayu bakar. Kulit kayu dan buah bidara juga menghasilkan bahan pewarna. Bahan-bahan ini menghasilkan tanin dan pewarna cokelat kemerahan atau keabuan dalam air. Di India, pohon bidara juga digunakan dalam pemeliharaan kutu lak, ranting-rantingnya yang terbungkus kotoran kutu lak itu dipanen untuk menghasilkan sirlak (shellac).

Manfaat Herbal Bidara

Secara tradisional, dikutip dari unud.ac.id, tumbuhan bidara dapat digunakan sebagai obat diare, disentri, pencahar, mual, muntah, gangguan hati, rematik, penenang  (sedatif), asma, demam dan tonik.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa tumbuhan bidara memiliki beberapa khasiat seperti antikanker, antidiabetes, dan antioksidan. Khusus untuk kulit batang bidara telah dilaporkan memiliki aktivitas antiobesitas dan antioksidan

Tumbuhan bidara secara keseluruhan mengandung beberapa golongan senyawa seperti flavonoid, alkaloid, glikosida, saponin, resin, polifenol, mucilago dan vitamin. Bagian buah tumbuhan ini merupakan salah satu sumber yang baik untuk vitamin C, gula dan beberapa macam mineral. Sari buah (pulp) Ziziphus mauritiana diketahui mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, pigmen karoten, vitamin B1, B2, dan fluorid.

Satu penelitian dari Razi Vaccine and Serum Research Institute Iran yang dikutip dari draxe.com, menguji ekstrak air buah bidara kering untuk kemungkinan efek antikanker dan induksi apoptosis (sel kematian otomatis) dari sel tumor manusia.

Dengan menggunakan analisis fragmentasi DNA, para peneliti menunjukkan ekstrak bidara menekan penyebaran sel tumor pada manusia, terutama leukemia. Secara keseluruhan, penelitian ilmiah ini menunjukkan kemampuan mengesankan bidara untuk membunuh sel tumor, dan membuat buah bidara menjadi makanan yang potensial melawan kanker.

Biji buah bidara biasanya digunakan dalam pengobatan Tiongkok untuk mengatasi masalah tidur umum seperti insomnia. Buah dan biji bidara mengandung senyawa yang dikenal sebagai flavonoid, saponin dan polisakarida. Studi telah menunjukkan bahwa kandungan saponin bidara yang tinggi yang memberinya kemampuan untuk bertindak sebagai obat penenang alami dan memiliki efek menenangkan pada keseluruhan sistem saraf.

Satu studi dari Tiongkok menemukan bahwa saponin pada buah  bidara menunjukkan fungsi sedatif dan hipnosis yang efektif, yang dapat digunakan untuk membantu tidur. Secangkir teh bidara sebelum tidur dapat membantu mengobati insomnia tanpa obat-obatan.

Buah bidara secara tradisional telah digunakan sebagai puree, pasta, teh atau sup untuk memperbaiki pencernaan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa konsumsi yang memadai (didefinisikan sebagai 40 miligram per hari) buah bidara setiap hari dapat memperbaiki pencernaan dan mengurangi paparan mukosa usus ke amonia beracun dan senyawa berbahaya lainnya.

Manfaat gastrointestinal yang spesifik dari buah bidara adalah dapat bekerja sebagai obat sembelit alami. Sebuah studi yang diterbitkan di Digestion menyelidiki keamanan dan kemanjuran ekstrak bidara pada orang-orang menderita sembelit. Studi tersebut menyimpulkan bahwa ekstrak bidara adalah pengobatan yang efektif dan aman untuk sembelit kronis.

Sebagai makanan, buah ini bersifat antioksidan karena mengandung  vitamin C yang tinggi. Konsumsi buah bidara adalah cara terbaik untuk meningkatkan asupan nutrisi penting Anda. Antioksidan adalah nutrisi yang menghambat kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Tingkat radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh terkait dengan proses penuaan yang dipercepat dan juga masalah kesehatan yang lebih serius.

Tim peneliti dari Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, yang dikutip dari portalgaruda.org, meneliti dengan menguji aktivitas adaptogenetik ekstrak kulit batang bidara dengan metode swimming endurance test pada mencit galur balb/c.

Tujuan dari penelitiaan ini adalah untuk mengetahui aktivitas adaptogenik dari kulit batang bidara. Uji aktivitas adaptogenik dilakukan dengan metode swimming endurance test. Hewan uji yang digunakan dibagi dalam 6 kelompok perlakuan dan diuji kemampuan renangnya. Waktu renang hewan uji sampai tenggelam diukur dan selanjutnya dianalisis secara statistik. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96 persen kulit batang bidara memiliki aktivitas adaptogenik. Aktivitas ini tidak terlepas dari peran beberapa golongan senyawa dan beberapa di antaranya diduga merupakan senyawa golongan triterpenoid dan flavonoid.

Tim peneliti dari Departemen Biokimia Universitas, Universitas Rashtrasant Tukdoji Maharaj Nagpur, Maharashtra, India, meneliti pemeriksaan penunjang aktivitas antibakteri Ziziphus mauritiana, Lam., dan Ziziphus xylopyra (Retz.) willd, yang dikutip dari International Food Research Journal 22(2): 849-853 (2015).

Tanaman Ziziphus, dilaporkan memiliki senyawa bioaktif, dikenali untuk penggunaan tradisional dan kepentingan obat. Ekstrak metanol mauritiana memiliki aktivitas antibakteri terbesar terhadap Staphylicoccus aureus.Temuan penelitian ini menandakan ekstrak kulit batang ziziphus metanolik sebanyak mungkin dan dapat diandalkan sumber obat farmasi alami dengan potensi antibakteri.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home