Bimas Kristen Harap Gereja dan Umat Ikut Memikirkan Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dirjen Bimas Kristen, Oditha R Hutabarat, berharap gereja dan umat Kristen proaktif dalam ikut memikirkan penyelesaian persoalan bangsa.
Menurut Oditha, radikalisme, ekstremisme, kemiskinan, dan ketidakadilan, seyogianya menjadi keprihatian bersama seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali kalangan agamawan.
Harapan itu disampaikan Oditha saat membuka Mukernas Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), sekaligus peresmian Gedung Sentra GPdI dan Ulang Tahun GPdI yang ke-95 di Jakarta, pada hari Selasa (26/4). Gedung Sentra GPdI terletak di Jalan.Sunter Selatan Blok E No 1 Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara.
Menurut Oditha, usia Sinode GPdI yang telah mencapai 95 tahun merupakan tahapan matang untuk sebuah organisasi dalam mengembangkan kiprahnya memajukan negeri ini. Semua itu, kata Oditha, dapat terjadi tentu karena penyertaan Roh Kudus.
“Gereja harus menjadi lini terdepan dalam mengatasi permasalahan bangsa. Gereja harus ikut memikirkan permasalahan seperti radikalisme, kemiskinan, ketidakadilan dan perusakan lingkungan,” kata dia seperti dikutip dari kemenag.go.id.
Gereja Pantekosta di Indonesia merupakan salah satu lembaga gereja Kristen Protestan di Indonesia. Berdirinya Gereja Pantekosta di Indonesia tidak terlepas dari kedatangan dua keluarga misionaris dari Gereja Bethel Temple Seattle, AS, ke Indonesia pada tahun 1921 yaitu Rev Cornelius Groesbeek dan Rev Richard Van Klaveren keturunan Belanda, yang berimigrasi ke Amerika.
Mukernas GPdI ini dihadiri seluruh utusan Majelis Pekerja Daerah GPdI di seluruh Indonesia. Acara ini dihadiri lebih kurang 300 orang. Proses pembukaan ditandai pemukulan gong oleh Oditha.
“Saya berharap agar pertemuan Mukernas ini menjadi ajang temu untuk membicarakan strategi-strategi pelayanan ke depan,” kata dia.
Editor : Sotyati
Pidato Penerima Nobel Perdamaian: Korban Mengenang Kengerian...
OSLO, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria Jepang berusia 92 tahun yang selamat dari pengeboman atom Amerika...