Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 15:35 WIB | Jumat, 06 Mei 2016

BKPM Undang Pengusaha Selandia Baru Berinvestasi di RI

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani. (Foto: Dok. satuharapan.com/Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, melihat bahwa ruang kerjasama investasi Indonesia dengan Selandia Baru masih sangat terbuka lebar.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan Indonesia-New Zealand Investment Forum, yang diselenggarakan KBRI Wellington bekerjasama dengan BKPM di Auckland, hari ini (6/5).

Franky Sibarani di hadapan investor Selandia Baru, menyampaikan bahwa Selandia Baru dan Indonesia merupakan dua tetangga dengan perekonomian yang saling melengkapi.

Dairy product serta produk-produk berkualitas Selandia Baru seperti susu, keju dan minyak zaitun telah menjadi bagian dari keluarga Indonesia selama ini. Dari sisi Indonesia, komoditi ekspor ke Selandia Baru adalah kertas dan pulp, tekstil serta produk kimia,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Jumat (6/5).

Menurut Franky, sejak tahun 2010 hingga 2015, tercatat realisasi investasi dari Selandia Baru sebesar US$ 38,2 juta. “Dari jumlah tersebut 77 persen terealisasi di industri makan. Kami juga mencatat komitmen investasi sebesar US$ 124,3 juta dalam periode enam tahun terakhir. Sektor-sektor yang mendominasi adalah industri makanan, industri kimia, infrastruktur dan pariwisata,” jelasnya.

Perusahaan-perusahaan Selandia Baru seperti Fonterra dan ANZ sudah melakukan investasi  di Indonesia. “Kami ingin terus mengundang perusahaan-perusahaan global Selandia Baru untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia untuk menumbuhkan penciptaan lapangan kerja dan melakukan transfer teknologi dan pengetahuan,” lanjut Franky.

Lebih lanjut, Franky menyampaikan bahwa BKPM mengundang investor Selandia Baru untuk mengembangkan produktifitas mereka dan masuk ke sektor-sektor prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti industri makanan dan sektor pariwisata.

“Kami juga berharap mereka dapat masuk ke sektor energi khususnya geothermal, meningkatkan proudktifitas mereka di sektor pertanian dan peterakan sapi,” jelasnya.

Selandia Baru dikenal sebagai negara yang berhasil melakukan transformasi dari ekonomi yang berbasis sektor pertanian ke arah industrialisasi dengan daya saing skala global. Berbekal inovasi dan teknologi yang meningkatkan produktifitas, telah berdampak positif membuat perekonomian Selandia Baru menjadi ke arah yang lebih maju.

Investasi

Di sela-sela pelaksanaan business forum, Franky Sibarani mengadakan pertemuan dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Selandia Baru Steven Joyce. Franky secara khusus mendorong realisasi rencana Selandia Baru untuk berinvestasi dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi.

“Pada tahun 2014 yang lalu telah ditandatangani MoU kedua negara untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan nilai total investasi USD 12,86 Juta. Kami ingin mendorong rencana tersebut dapat segera terealisasi. Investasi tersebutdapat mendukung rencana pembangunan listrik 35 GW,” jelas Franky.

Secara khusus, Franky menyebutkan potensi investasi geothermal dari Selandia Baru. “Selandia Baru sudah terlibat dalam pengembangan PLTP Kamojang tahun 1970. Mereka memiliki potensi dan teknologi untuk mengembangkan PLTP di Indonesia,” katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home