Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:20 WIB | Selasa, 17 November 2015

BMKG: Januari-Februari 2016 Puncak Musim Hujan

Jumpa pers perkembangan el-nino dan musim hujan 2015/2016 di Jakarta baru-baru ini. (Foto: bmkg.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kondisi peralihan musim kemarau menjadi musim hujan dapat berlangsung hingga akhir November, sementara musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan dimulai pada akhir November sampai awal Desember. Sementara itu, el-nino akan meluruh pada April 2016.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr Andi Eka Sakya MEng, mengemukakan hal itu di depan puluhan media massa dalam "Jumpa Pers Perkembangan El-Nino dan Musim Hujan 2015/2016" di Jakarta baru-baru ini.

“Sementara puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari 2016, sedangkan di Wilayah Aceh dan Riau curah hujan berkurang pada Januari dan Februari, karena di sana puncak musim kemarau terjadi dua kali,” kata Kepala BMKG.

Untuk wilayah timur Indonesia, seperti Papua dan NTT, masuk musim hujan pada Desember 2015.

Untuk wilayah barat, seperti Riau, Kepala BMKG menekankan memasuki musim kemarau pada Januari/Februari yang membawa dampak potensi kemudahan terjadinya keterbakaran lahan.

Dibandingkan dengan kondisi normalnya, awal musim hujan 2015/2016 diprakirakan mundur (83,5 persen dari wilayah indonesia berdasarkan zona musim), dan sifat hujannya adalah antara normal (59,9 persen) sampai bawah normal (30 persen).

Memasuki musim hujan, potensi kemudahan terjadinya keterbakaran menurun, tetapi potensi banjir dan longsor meningkat. Peningkatan kewaspadaan di lokasi-lokasi rawan longsor dan banjir perlu ditingkatkan.

Menurut Kepala BMKG, hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir, seperti daya serap. Di wilayah Jakarta daya serap telah berkurang 20 persen. “Jika ada hujan 10 L maka yang diserap hanya 2 L dan 8 L mengalir ke daerah yang rendah, “ kata Kepala BMKG. Selain daya serap, pasang surut air laut pun dapat mendukung banjir di Jakarta.

Selanjutnya, Kepala BMKG pun menambahkan masyarakat juga perlu membuat lubang resapan biopori sebagai metode resapan air, yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. (bmkg.go.id)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home