Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 12:28 WIB | Senin, 03 Oktober 2016

BPS: Inflasi September 2016 Sebesar 0,22 Persen

Ilustrasi. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (ketiga kiri) didampingi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno (ketiga kanan) meninjau secara langsung proses traksaksi dengan menggunakan Kartu Kelurga Sejahtera saat peluncuran E-Warong di Kelurahan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/9). Kementerian Sosial bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia akan membangun 12 E-Warong tambahan guna mencukupi kebutuhan pokok bersubsidi bagi keluarga berpenghasilan rendah. (Foto: Antara)
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) hari Senin (3/10) mengumumkan inflasi bulan September 2016 tercatat positif alias inflasi sebesar 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 125,41.
 
"Inflasi bulan September 2016 adalah sebesar 0,22 persen dengan kondisi seperti ini tingkat inflasi tahun kalender 2016 sebesar 1,97 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto di kantor BPS, Gedung 3 lantai 1, Jl. dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta, hari Senin (3/10).
 
"Sementara inflasi tahun ke tahun, artinya inflasi pada bulan September 2016 dibandingkan inflasi bulan September 2015 adalah sebesar 3,07 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September) 2016 sebesar 1,97 persen," dia menambahkan.
 
Lebih lanjut Suhariyanto mengatakan BPS melakukan observasi di 82 kota, di mana 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi.
 
"Ini observasi yang dilakukan BPS di 82 kota, di mana 58 kota mengalami inflasi sementara 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi ditemukan di Sibolga yaitu sebesar 1,85 persen, sementara inflasi terendahnya adalah di Purwokerto dan Banyuwangi. Sementara deflasi tertinggi observasi ditemukan di Pontianak yaitu sebesar -1,06 persen dan terendah di Kendari 0,01 persen," kata dia.
 
Menurut data BPS, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, di antaranya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,34 persen. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,29 persen.
 
"Kemudian kelompok sandang sebesar 0,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,52 persen," kata Kepala BPS.
 
Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,07 persen.
 
"Satu hal yang perlu mendapat perhatian kita semua Meskipun secara umum bahan makanan mengalami deflasi tetapi ada harga kenaikan untuk cabai merah. Cabai merah khususnya itu melambat sehingga peranannya cabai merah sendiri mengalami inflasi."
 
"Totalnya bahan makanan adalah deflasi, cabai merahnya meningkat karena cuaca yang buruk sehingga pasokan cabai merah itu agak berkurang," kata dia.
 
Suhariyanto mengatakan BPS mengharapkan tiga bulan ke depan tetap terkendali sehingga target yang dipasang bisa tercapai dari inflasi sebesar 0,22 persen. 
 
"Kita harapkan tiga bulan ke depan tetap terkendali sehingga target yang dipasang bisa tercapai dari inflasi sebesar 0,22 persen," kata dia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home