Buku Yahudi Tertua di Dunia Dipamerkan Perdana di Museum Alkitab
Pameran yang bertajuk “Sacred Words: Revealing the Earliest Hebrew Book”, menampilkan buku dari tahun 700-an yang ditemukan di Afghanistan.
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Museum Alkitab di Washington mengumumkan pada hari Kamis (12/9) bahwa mereka akan memamerkan buku Yahudi tertua di dunia pada tanggal 24 September, tepat sebelum hari raya Yahudi Rosh Hashana.
Pameran, “Sacred Words: Revealing the Earliest Hebrew Book”, memamerkan buku tersebut, yang ditemukan di Afghanistan dan berusia sekitar 1.300 tahun.
Buku tersebut, yang disebut sebagai ALQ, terdiri dari doa, puisi, dan halaman-halaman Haggadah Paskah tertua yang ditemukan, yang secara misterius ditulis terbalik. Doa dan puisi dalam buku ini diambil dari teks-teks dari Alkitab Ibrani.
“ALQ adalah salah satu harta karun yang paling berharga dalam koleksi museum, yang merupakan kehormatan bagi kami untuk mengelola dan berbagi dengan orang-orang dari semua agama,” kata Bobby Duke, Kepala Kurator sementara di Museum Alkitab.
“Ini memperjelas pemahaman kita tentang perjalanan Alkitab di sepanjang Jalur Sutra dan menyoroti keragaman agama, etnis, dan budaya Afghanistan sepanjang sebagian besar sejarahnya.”
Upaya lintas agama telah dilakukan untuk menyelamatkan buku tersebut.
Buku tersebut juga dikatakan memiliki hubungan dengan Lembah Bamiyan di Afghanistan. Setelah menemukan teks tersebut, sekelompok Muslim, Kristen, dan Yahudi bekerja sama untuk menyelamatkan dokumen bersejarah tersebut, kata museum tersebut.
Kelompok tersebut kemudian membuatnya dapat diakses di seluruh dunia. Upaya-upaya ini dilaporkan telah dilakukan di bawah pemerintahan Afghanistan yang dipilih secara demokratis sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan.
Herschel Hepler, kurator asosiasi manuskrip Ibrani di Museum of the Bible dan kurator ALQ serta pameran “Sacred Words”, mengatakan, “Budaya buku Yahudi menyimpan banyak kisah luar biasa tentang kelangsungan hidup dan kerja sama antar agama, dari Sarajevo Haggadah hingga Aleppo Codex. ALQ bergabung dengan kelompok internasional buku-buku Ibrani yang hebat ini, yang dihormati karena signifikansi agama dan budayanya serta kisah-kisah tentang kelangsungan hidupnya.”
“Manuskrip ALQ memang merupakan anugerah dari Tuhan untuk semua orang dari semua agama," kata Yayasan Yahudi Afghanistan tentang penemuan tersebut.
Federasi Sephardi Amerika mencerminkan sentimen yayasan tersebut, dengan menambahkan, “Jika bukan karena upaya luar biasa dari Museum of the Bible, usia dan bahkan asal-usul buku Yahudi tertua di dunia akan hilang selamanya.” (JP)
Editor : Sabar Subekti
D'Masiv Meriahkan Puncak Festival Literasi Maluku Utara
TERNATE, SATUHARAPAN.COM - Grup band papan atas tanah air, D’Masiv hadir sebagai guest star da...