Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:10 WIB | Jumat, 26 Februari 2016

BUMN Korsel Investasi Infrastruktur Gas US$ 1,1 M di RI

Kepala BKPM Franky Sibarani. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan BUMN gas Korea Selatan telah menandatangani nota kesepahaman dengan BUMD Provinsi Sumatera Selatan untuk bekerjasama dan mengembangkan beberapa proyek di Indonesia.

Proyek tersebut di antaranya 202 kilometer jaringan gas di Sumaetera Selatan dan 118 kilometer jaringan gas di Bali dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dengan rencana investasi senilai US$ 1,1 miliar (setara dengan Rp 15,2 triliun dengan kurs dolar Rp 13.900).  Penandatanganan dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, hari Kamis (25/2).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyambut positif kerjasama yang dilakukan oleh BUMN Korsel tersebut.

Menurut Franky, proyek yang dilakukan oleh BUMN Korsel tersebut akan memiliki nilai yang strategis karena Sumatera Selatan dikenal sebagai provinsi lumbung energi nasional, dengan adanya jaringan gas tersebut maka sumber daya gas yang ada di Sumatera Selatan dapat terdistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.

“Energi merupakan salah satu sektor yang strategis, selain itu perusahaan juga akan membangun PLTG yang akan menambah kapasitas pembangkit listrik yang ada di Indonesia. BKPM baik melalui kantor perwakilannya yang ada di Seoul dan tim marketing investasi untuk wilayah Korea akan mengawal  minat investasi yang cukup serius ini agar segera dapat terealisasi,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, hari Jumat (26/2).

Franky menilai Korea Selatan merupakan salah satu negara yang menjadi sumber investasi di Indonesia yang dalam lima tahun terakhir sangat aktif dalam melakukan penetrasi usaha ke Indonesia.

Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.

Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa BKPM akan menyediakan end-to-end services untuk investor Korea Selatan yang siap menanamkan modalnya di Indonesia.

“Mulai dari awal mengurusi perizinan hingga konstruksi dan kemudian beroperasi, kalau ada problem baik itu terkait pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat diinformasikan kepada kami sehingga dapat dicarikan solusinya,” paparnya.

Sebelumnya, Pejabat Promosi Investasi IIPC Seoul Imam Soejoedi mendampingi tujuh investor Korea Selatan untuk melakukan matchmaking dengan mayoritas bergerak di sektor energi dengan rencana investasi mencapai US$ 490 juta.

Investor tersebut terdiri dari dari sektor solar energy sebesar 50 MW di Medan dengan nilai investasi US$ 250 juta, kemudian industri komponen dengan rencana investasi US$ 10 juta, rencana investasi LNG terminal dan piping distribusi gas sebesar US$ 200 juta dan biomas dengan kapasitas 10 MW dengan nilai investasi US$ 30 juta.

Imam menambahkan bahwa kantor perwakilan BKPM di Seoul, tim Marketing Officer Korea Selatan, Kedutaan Besar RI di Seoul akan terus melakukan komunikasi intens dengan investor terkait untuk mengawal minat investasi yang ada.

“Harapannya minat investasi tersebut dapat segera direaliasikan sehingga berkontribusi positif pada pencapaian target investasi nasional tahun ini sebesar Rp 594,8 triliun,” katanya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home