Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 18:52 WIB | Rabu, 13 Juli 2016

Bunga Lawang, Penyedap Rasa Obat Flu Burung

Bunga lawang (Illicium verum Hook. f.). (Foto: BBC)

SATUHARAPAN.COM –  Anda penggemar Vietnamese soup pho? Atau juga masakan China? Salah satu rempah yang menjadi penyedap rasa pho, dan juga aneka masakan China, adalah bunga lawang.  

Dengan bau yang sangat khas dan kuat serta rasa seperti adas manis, bunga lawang, seperti dikutip dari Wikipedia, termasuk satu bumbu tradisional masakan China, ngo hiong, yang terdiri atas lima jenis rempah.

Selain masakan tradisional Tiongkok dan Vietnam, bangsa Thailand dan Indonesia juga banyak memakai bunga lawang untuk penyedap masakan. Di Indonesia, bumbu ini digunakan di beberapa daerah yang memiliki ciri khas masakan berbumbu tajam, misalnya gulai Aceh, rendang Minang, juga beberapa masakan Jawa dan Bali. Bunga lawang juga dikenal dengan nama lain pekak. Dan, sama seperti kulit kayu manis dan bunga cengkeh, bunga lawang juga banyak dipakai dalam masakan India yang kaya rempah, misalnya untuk masakan kari.

Tidak hanya untuk campuran bumbu masak, bunga lawang juga sering dimanfaatkan untuk minuman tradisional seperti jamu dan campuran minum teh. Minuman teh khas Thailand, misalnya, adalah campuran teh hitam dan bubuk bunga lawang. Di Indonesia, juga dikenal wedang pekak, minuman tradisional khas Kabupaten Demak.

Bunga Lawang, seperti dapat dibaca di situs thespicehouse.com, sebenarnya bukanlah bunga, namun buah yang dihasilkan oleh sejenis pohon kecil yang selalu hijau, tumbuhan asli Tiongkok bagian barat daya. Tinggi pohonnya bisa mencapai 8 meter. Dari asalnya, rempah ini mulai diperkenalkan ke Eropa pada awal abad ke-17 dan sejak saat itu mulai dikenal luas. Minyak yang dihasilkan dijadikan bahan perisa dalam minuman.

Situs ncbl.nlm.nih.gov menyebutkan tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Illicium verum Hook. f. ini, selain berasal dari Tiongkok barat daya juga berasal dari Vietnam, yang kemudian menyebar ke wilayah tropis dan subtropis. Kementerian Kesehatan Republik Rakyat Tiongkok pada 2002 memasukkan tumbuhan ini ke daftar tumbuhan pangan sekaligus tanaman obat, berdasarkan sifatnya yang tidak mengandung racun.

Bunga lawang merupakan buah berwarna cokelat gelap yang terdiri atas tujuh sampai delapan sisi yang menyerupai bintang.

Tumbuhan ini mempunyai bunga yang cantik berwarna kuning. Buahnya dipetik sebelum ranum dan dikeringkan dengan bantuan cahaya matahari.

Bunga lawang, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama star anise, berkembang biak melalui biji. Pohon bunga lawang mulai berbunga pada umur 6 tahun dan berproduksi dua kali dalam satu tahun.

Tiga hingga empat bulan setelah berbunga, pohon ini kemudian menghasilkan buah. Produktivitas meningkat seiring pertambahan umur pohon. Panen dilakukan saat buah matang, karena kadar minyak atsiri lebih tinggi, hasil rata-rata 40-45 kg buah diperoleh dari sebuah pohon berumur 13 sampai 25 tahun. Setelah buah dikeringkan, setiap 100 kg buah akan menghasilkan 20-30 kg bunga lawang dalam bentuk kering.

Khasiat Obat Bunga Lawang

Bunga lawang, menurut Encyclopedia of Spices: Star Anise, memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan. Di antaranya, minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), volatile oil, serta minyak aromatik (aromatic oil), yang merupakan kelompok besar minyak nabati berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.

Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok untuk pengobatan alami.

Minyak esensial bunga lawang itu juga digunakan dalam perdagangan pangan pada perusahaan kue dan biskuit sebagai perisa. Minyak bunga lawang diperoleh dari proses penyulingan. Kandungan minyak atsiri terutama pada kulit buah, bukan pada biji. Minyak bunga lawang berwarna bening atau kuning pucat dengan karakterisitik aroma bunga lawang dan cita rasa manis.

Tanin, yang terkandung dalam bunga lawang, memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) di dalam bunga lawang sering dijadikan sebagai bahan obat-obatan.

Kandungan bermanfaat lain adalah pektin, serat larut dalam air yang sangat berguna bagi kesehatan manusia antara lain mencegah kanker prostat,  dan lemak nabati.

Selain sebagai penyedap masakan, bunga lawang juga memiliki khasiat bagi kesehatan. Bunga lawang, mengutip dari Wikipedia, baik untuk mengatasi gangguan pencernaan dan memiliki fungsi diuretik atau melancarkan saluran kencing. Selain itu digunakan juga untuk pengobatan tradisional di Asia, contohnya untuk sakit sendi.

Teh dari bunga lawang juga bisa dijadikan obat batuk. Minyaknya juga bisa mengurangi gejala mual-mual bagi ibu yang sedang mengandung.

Kandungan asam shikimat (shikimic acid) dalam bunga lawang, seperti dapat dibaca di situs ncbl.nlm.nih.gov, membuat rempah ini dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuat obat antiflu burung, tamiflu. Hal ini menyebabkan stoknya sempat menghilang dari pasaran dan harganya melambung.

Situs ncbl.nlm.nih.gov menyebutkan pada era modern ini,  beberapa penelitian atas bunga lawang difokuskan pada pemanfaatannya dalam industri pangan dan obat-obatan, termasuk menggali potensinya sebagai obat penangkal kanker. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home