Buntut Isu Boikot, Akademi Film Oscar Janjikan Ubah Keanggotaan
HOLLYWOOD, SATUHARAPAN.COM – The Academy of Motion Picture Arts and Sciences, penyelenggara penghargaan Oscar, berjanji akan melipatgandakan keanggotaan perempuan dan minoritas sebelum tahun 2020 melalui rencana aksi afirmatif yang ambisius, termasuk pencabutan hak suara beberapa anggota yang sudah tua.
Pengumuman itu muncul setelah “kehebohan” tidak adanya aktor dan pembuat film berkulit putih di dalam daftar nominasi Oscar tahun ini. Merebaknya isu minoritas itu memicu aktor Will Smith dan istrinya aktris Jada Pinkett Smith, juga sutradara Spike Lee dan beberapa insan film lainnya, mengatakan mereka berencana memboikot acara penyerahan Oscar 28 Februari mendatang.
Perubahan aturan keanggotaan, seperti dikutip dari voaindonesia.com, termasuk paling besar dalam sejarah akademi yang sudah berusia 88 tahun itu, sudah disetujui secara bulat oleh Dewan Gubernur organisasi itu 21 Januari lalu. Tetapi, reformasi tersebut tidak akan mempengaruhi penyelenggaraan Academy Award tahun ini.
Berdasarkan peraturan baru, status hak pilih setiap anggota baru akan hilang setelah 10 tahun, kecuali dia tetap aktif dalam dunia perfilman selama dekade itu, dan hak pilih seumur hidup akan diberikan setelah tiga kali masa 10 tahun itu, atau jika anggota tersebut telah mendapat nominasi atau telah memenangkan Oscar.
Standar yang sama akan berlaku surut bagi anggota saat ini. Artinya, mereka yang tidak aktif dalam industri film selama 10 tahun terakhir harus mendapat nominasi Oscar, atau memenangkan piala itu supaya masuk kualifikasi, demikian menurut pernyataan akademi film itu.
Mereka yang kehilangan hak pilih akan dipindahkan dari status aktif menjadi "emeritus" dan dibebaskan dari uang iuran sementara hak-hak lainnya sebagai anggota akademi tetap utuh, kecuali hak pilih.
Kursi yang Sudah Ditetapkan
Pada saat yang sama, akademi itu mengatakan akan menambah proses tradisional, di mana anggota saat mensponsori pendatang baru untuk organisasi tersebut meluncurkan "kampanye global yang ambisius untuk mengidentifikasi dan merekrut anggota baru yang memenuhi syarat yang mewakili keragaman lebih besar."
Selain itu, akademi mengatakan akan menambah tiga kursi baru untuk dewan gubernur yang disediakan khusus untuk perempuan dan minoritas.
"Tujuannya adalah berkomitmen untuk menggandakan jumlah perempuan dan meragamkam anggota akademi sebelum tahun 2020," kata pernyataan itu.
Belum jelas berapa banyak anggota perempuan atau minoritas yang perlu dimasukkan akademi itu untuk memenuhi tujuannya, dan berapa banyak anggota tua yang akan kehilangan hak pilihnya.
Daftar nama sekitar 6.000 anggota akademi itu belum pernah diungkapkan secara terbuka, tapi penyelidikan Los Angeles Times pada tahun 2012 mendapati anggotanya hampir 94 persen berkulit putih dan 77 persen laki-laki.
Akademi itu menghadapi protes karena untuk tahun kedua berturut-turut ras minoritas tidak ada di antara nominasi dalam empat kategori akting.
Presiden akademi itu, Cheryl Boone Isaacs, yang berkulit hitam dan semakin ditekan aktor dan pembuat film berkulit hitam, mengatakan bahwa dengan mengumumkan perubahan aturan ini, "Akademi itu akan memimpin dan tidak menunggu industri tersebut mengejar ketinggalannya."
"Langkah-langkah baru mengenai penyelenggaraan dan pemungutan suara ini akan memiliki dampak langsung dan memulai proses mengubah komposisi keanggotaan kami secara signifikan," ia menambahkan.
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...