Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:45 WIB | Senin, 18 Mei 2020

Bupati Banyuwangi Ajak Pemuka Agama Bersama Tangani COVID-19

Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi menggelar buka bersama di Pendopo Sabha Swagata Blambangan bersama tokoh agama, Sabtu (16/5/2020), sekaligus jadi pemaparan langkah strategis hingga prediksi pasca-COVID-19. (Foto: banyuwangikab.go.id)

BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi menggelar buka bersama di Pendopo Sabha Swagata Blambangan bersama tokoh agama, Sabtu (16/5/2020). Berbagai langkah strategis hingga prediksi pasca-COVID-19 dipaparkan dalam pertemuan tersebut.

Jajaran gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Banyuwangi turut hadir, antara lain Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin, Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol [Inf] Yuli Eko Purwanto, Komandan Angkatan Laut Letkol Laut [P] Joko Setiyono, Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi M Mi’raj, dan Kepala Kementerian Agama Banyuwangi H Slamet. Sementara dari organisasi Islam yang hadir antara lain Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad, LDII, dan Rabithah Alawiyah.

Pada pertemuan itu, Bupati Anas memohon para pemuka agama untuk turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai hal ikhwal kebijakan pemerintah dalam menangani COVID-19.

“Kita perlu memiliki kesamaan persepsi dalam menangani wabah ini. Langkah-langkah yang kami ambil bukan tindakan yang serta-merta, namun melalui panduan dari pusat maupun kajian-kajian yang ada dari berbagai lembaga yang diakui legitimasinya,” ungkap Anas, yang juga Ketua Gugus Tugas.

Anas mencontohkan tentang bagaimana kebijakan dalam penyaluran Jaring Pengaman Sosial. Ada berbagai skema bantuan yang disiapkan, baik dari Pemerintah Pusat, provinsi, ataupun dari kabupaten sendiri. Beberapa di antaranya ada yang mempersoalkan besaran bantuan dari masing-masing jenis bantuan tersebut.

“Seperti halnya bantuan dari BLT DD atau Bantuan Sosial Tunai dari Kemensos yang mencapai Rp600 ribu. Sedangkan yang dari Pemkab hanya Rp200 ribu. Tentu harapannya bisa sama, namun kondisi fiskal daerah tidak memungkinkan. Kebutuhannya bisa mencapai Rp100 miliar lebih. Sedangkan sisa anggaran yang ada sekitar Rp250 miliiar. Jika dipaksakan, akan banyak sektor yang tersendat. Seperti halnya pembangunan infrastruktur,” Anas memaparkan.

Pascapandemi dan Pemulihan Ekonomi

Begitu pula dengan penangan pasca-COVID-19. Hasil riset dari berbagai lembaga survei menyebutkan akan ada lonjakan kegiatan pariwisata yang akan dilakukan oleh publik pascapandemi. Prediksi tersebut harus segera disikapi, jika tidak ingin Banyuwangi telat dalam pemulihan ekonomi.

“Selain ingin bertemu dengan masyarakat, kebanyakan dari masyarakat menginginkan berwisata pascapandemi ini. Untuk itu, kita perlu menyiapkan pariwisata seperti apa di era new normal ini. Hal ini yang akan kita rumuskan ke depan,” papar Anas.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia [MUI] Banyuwangi KH Mohammad Yamin mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah. Secara langsung maupun tidak, berbagai ormas keagamaan telah bergerak sesuai dengan kapasitas masing-masing.

“Hampir semuanya bahu-membahu ikut serta menangani wabah COVID-19 ini. Kami berharap komunikasi intens terus dilakukan, sehingga tidak menyebabkan kesalahpahaman saat kami mengambil keputusan tertentu, seperti saat menghadapi hari raya Idul Fitri yang akan datang,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Anas memberikan kesempatan bagi semua ormas Islam yang ada, untuk melakukan musyawarah internal dalam menghadapi Idul Fitri. “Kesepakatan yang diambil ormas, akan menjadi kesepakatan yang akan diambil pemerintah,” kata Anas. (banyuwangikab.go.id)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home