Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 16:50 WIB | Selasa, 19 Juli 2016

Butuh Niat Wujudkan Dunia Bebas dari AIDS

Ilustrasi: Suasana di 21 st International Conference HIV-AIDS, di Durban, Afrika Selatan. (Foto: unaids.org).

DURBAN, SATUHARAPAN.COM – Pendeta dari Gereja Metropolitan Interdenominational di Amerika Serikat, Edwin Sanders, mengatakan untuk mengaktualisasikan keinginan dari UNAIDS (United Nations Programme on HIV and AIDS) – yang berkeinginan mengakhiri persebaran Human Immunodeficiency Virus Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS) di seluruh dunia sebelum 2030 – maka saat ini dibutuhkan niat yang kokoh layaknya bangunan gedung pencakar langit di dunia.

Saat menyampaikan materi pada 21 st International Conference HIV-AIDS, di Durban, hari Senin (18/7), Sanders menjelaskan analogi tersebut yakni struktur bangunan gedung pencakar langit di dunia dapat kuat dengan adanya dukungan dari masyarakat yang kuat. “Orang-orang di sekitar harus banyak membantu,” kata Sanders.

Dalam sesi terakhir konferensi yang berbasis lintas agama dan mendiskusikan tentang HIV dan AIDS itu, berbagai komunitas iman  berkomitmen mengakhiri HIV dan AIDS.

Sebelumnya, penasehat senior dari UNAIDS untuk organisasi berbasis keimanan, Sally Smith, menyerukan dengan banyaknya organisasi lintas iman di dunia, maka banyak lembaga yang terkait dengan ilmu pengetahuan dapat mengakhiri persebaran HIV secara global sebelum 2030, sementara untuk mencegah persebaran HIV pada anak-anak sebelum 2020.     

Smith mendorong setiap organisasi berbasis keimanan melakukan evaluasi terhadap kinerja, dan menetapkan target, di sisi lain harus tetap mengetahui informasi terkini tentang wajah HIV di seluruh dunia. “Kita perlu target baru, karena semakin hari angka konsumen obat anti HIV-AIDS (antiretroviral, Red) semakin tinggi,” kata Smith.

Sementara itu anggota INERELA (Jaringan Internasional Pemimpin Agama yang Hidup dengan atau Secara Pribadi Terkena HIV atau AIDS/International Network of Religious Leaders Living with or Personally Affected by HIV or AIDS), Phumzile Mabizela, mengemukakan gereja bertindak dengan lebih cepat dalam menangani isu pencegahan HIV-AIDS tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, namun dalam sesi berbeda, aktris senior Amerika Serikat dan keturunan Afrika Selatan, Charlize Theron, mengatakan dia bergembira dengan banyaknya komunitas muda di berbagai negara di Afrika, bahkan dunia yang hadir di konferensi tersebut dan berkomitemen memerangi persebaran HIV.  

Perempuan pendiri Charlize Theron Africa Outreach Project tersebut – dalam people.com – mengajak seluruh peserta konferensi berkontemplasi sejenak apakah sudah ada kesadaran dari setiap pemuda atau dari pemerintah di dunia untuk menghentikan persebaran HIV.

“Mari kita tanya sendiri dapatkah kita mengalahkan penyakit ini,” kata Theron.

Perempuan berusia 40 tahun tersebut sehari sebelumnya terlibat dalam kampanye berkeliling kota Durban guna mengkampanyekan Anti AIDS. Dalam kampanye di jalan raya kota Durban, tidak hanya Theron namun juga  ada artis lainnya, seperti Queen Latifah.

“HIV tidak hanya menular lewat seks, tetapi lewat stigma yang berdasar kepada jender, ras, kemiskinan, dan homofobia, oleh karena itu langkah pertama untuk melawannya yakni dengan memiliki pemikiran yang jernih terhadap HIV,” kata dia.  

(oikoumene.org/eonline.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home