Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:15 WIB | Selasa, 01 November 2016

Campak Lebih Mematikan dari Perkiraan Sebelumnya

Ilustrasi: Anak-anak di Managua, Nikaragua, menerima vaksinasi campak (foto:voaindonesia.com)

NEW ORLEANS, SATUHARAPAN.COM - Komplikasi yang mematikan bisa menyerang anak-anak bertahun-tahun setelah mereka sembuh dari penyakit campak, dan peneliti melaporkan penyakit itu menjangkiti lebih banyak anak daripada yang diyakini sebelumnya. Kondisi sekunder itu adalah gangguan saraf yang disingkat SSPE, yaitu subacute sclerosing panencephalitis.

SSPE diperkirakan berjangkit pada satu dari 100.000 orang yang tidak mendapat imunisasi campak semasa anak-anak dan kemudian tertular penyakit anak-anak itu. Data terbaru menunjukkan satu dari 600 orang berisiko SSPE. Data itu diumumkan pada IDWeek, pertemuan tahunan profesional organisasi-organisasi penyakit menular.

Vaksin campak, yang juga melindungi dari gondok dan rubella, biasanya diberikan pada bayi antara usia 12 dan 15 bulan. Vaksin Mumps, Measles, Rubella (MMR) itu umumnya tidak dianjurkan sebelum seorang anak berusia satu tahun karena, menurut para pakar, bayi masih mempunyai sebagian antibodi dari ibu mereka, dan vaksin itu tidak berfungsi pada masa itu. Bayi yang tertular penyakit itu sebelum divaksinasi MMR berisiko paling tinggi terkena SSPE.

Campak menyebabkan sakit tenggorokan, pilek, batuk, dan ruam yang khas. Tubuh biasanya membersihkan virus campak dalam dua minggu. Tetapi pada sebagian anak, virus itu bisa menetap dalam otak selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Tidak ada yang tahu mengapa virus itu bisa mendadak aktif kembali dengan konsekuensi yang mematikan. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home