Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 13:45 WIB | Senin, 15 Agustus 2016

CBA Minta Auditor Negara Investigasi Terminal 3 Akibat Banjir

Seorang petugas sedang mengatasi air yang menggenang di area Terminal tiga Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, hari Minggu (14/8). (Foto: Dok.satuharapan.com/Twitter)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Center For Bugdet Analysis (CBA) Uchok Sky Khadapi meminta kepada auditor negara untuk segera melakukan audit fisik dan investigasi terkait Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang digenangi air akibat hujan pada hari Minggu (14/8).

“Meminta kepada auditor negara untuk segera melakukan audit fisik dan investigasi atas (kejadian) Terminal 3. KPK juga harus  membuka penyidikan atas kasus ini dan memanggil Menteri Perhubungan, yang dulu dia sebagai Direktur Utama Angkasa Pura II," kata Uchok saat dimintai tanggapan oleh satuharapan.com di Jakarta, hari Senin (15/8), terkait fasilitas di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten.

Uchok berharap kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Menteri Perhubungan RI Budi Karya dan pihak Kontraktor untuk dimintai keterangan.

“Jangan anggap bahwa sudah jadi Menteri tidak bisa dipanggil oleh KPK dan kontraktor boleh dipanggil juga agar jelas di mana dugaan penyimpangannya,” kata dia.

“Yang jelas, kemarin pihak kontraktor sudah bikin malu pemerintah Joko Widodo karena bandara itu teras wajah depan Pemerintah,” dia menambahkan.

Habis Rp 7 Triliun Terminal 3 Banyak Masalah

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI M Nizar Zahro  menilai biaya konstruksi Terminal 3 kurang lebih sebesar Rp 4,7 triliun, di tambah biaya untuk jalan, taman dan sebagainya kurang lebih Rp 2 triliun. Jika dijumlahkan, total dana yang digelontorkan untuk pembangunan terminal tersebut mencapai Rp 7 triliun.

Dengan anggaran yang cukup fantastis itu, kata Nizar, semestinya semua fasilitas harus mewah. Bukan seperti sekarang, selain banjir, toilet yang sangat jorok hingga lantai kedatangan dari apron pesawat menuju pintu keluar yang terpasang tidak mewah.

“Hanya granit yang terpasang saya pikir dari Marmer,” kata Nizar saat dihubungi wartawan di Komplek Parlemen Senanyan, hari Senin (15/8).

Menurut Nizar, hal ini dikarenakan izin operasional yang terburu-buru sehingga mengakibatkan ketidaklancaran pelayanan bandar udara. Otomatis, citra buruk kini bakal disematkan.

“Saya tidak bisa membayangkan citra buruk ini,” kata dia.

Nizar juga sangat prihatin dengan kondisi Terminal 3. Sebab bandara yang menelan Rp 7 triliun itu, sudah amburadul kondisinya setelah dipakai selama enam hari.

“Katanya mewah dan mengalahkan bandara Changi, Singapura ternyata sudah menimbulkan masalah,” kata dia.

Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta kebanjiran saat terjadi hujan deras, Minggu sore (14/8.) Bahkan banjir sampai menembus gate kedatangan domestik akibat tumpahan air hujan dari jalan layang atas.

Masalah ini, kata Nizar, harus bisa dijawab oleh Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan. Sebab, Kemenhub yang mengeluarkan ijin operasional meliputi aturan navigasi, pelayanan telekomunikasi, penyediaan lalu lintas pesawat dan bidang prasarana sisi udara, seperti apron, utilitas dan keselamatan lingkungan.

“Apakah ini berkaitan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya yang merupakan mantan Direktur Utama AP II sehingga semua proses yang menjadi catatan Kemenhub pada bulan Juni 2016 diabaikan?” kata dia.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home