Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:45 WIB | Senin, 09 April 2018

Cegah Stunting dengan Makanan Tambahan Lokal

Presiden Jokowi saat meninjau kegiatan sosialisasi cegah stunting atau gizi buruk di Puskesmas Bantar Gadung, Sukabumi, Minggu (8/4). (Foto: setkab.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kegiatan sosialisasi cegah stunting atau gizi buruk yang mempengaruhi pertumbuhan badan di Puskesmas Bantar Gadung, di Desa Bantar Gadung, Kecamatan Bantar Gadung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4) pagi.

Presiden mengatakan, pemerintah ingin menggerakkan secara besar-besaran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di daerah-daerah dan bahkan mengoptimalkan kampanye, baik timbang anak, kampanye masalah gizi, dan juga yang berkaitan dengan kesehatan bayi.

“Memang sudah kita lakukan mulai 2 tahun yang lalu, tapi kita akan lebih mengkonsentrasikan pemberian makanan tambahan, tapi makanan lokal,” kata Presiden seraya menunjuk contoh misalnya telur, pangan lokal, dan kacang hijau.

“Ini juga lokal, pisangnya kecil-kecil, pepayanya juga lokal, ikannya juga ikan lokal, kemudian ini juga tempenya juga lokal, dan yang lain-lain,” kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara meyakinkan, makanan tambahan yang diberikan, misalnya kacang hijau disenangi anak-anak. “Semuanya, enak. Telur kita berikan anak-anak, minta semuanya,” katanya.

Kata Kepala Negara, yang paling penting adalah bagaimana menyiapkan bahan-bahan ini agar anak-anak selalu makan setiap hari, terutama pada usia ibu-ibu hamil, dan pada usia sampai 2 tahun, yang menjadi kunci, yang menjadi umur emas, karena di umur itu, di kandungan tumbuh perkembangan otak itu 80 persen.

“Artinya kalau kita bisa benar-benar mengatasi ini, sampai nantinya umur 2 tahun, kesehatan ke depan akan baik, kecerdasan anak-anak kita ke depan juga akan menjadi lebih baik,” kata Presiden Jokowi seraya mengingatkan juga mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI), dan supaya PKK menggerakkan lagi Posyandu.

Menurut Presiden, program pemberian makanan tambahan dalam bentuk makanan lokal itu akan diintegrasikan dengan program yang dibiayai Dana Desa.

“Yang pertama, dengan padat karya tunai. Artinya hasil yang didapatkan dari Padat Karya Tunai itu bisa masuk ke urusan gizi, terintegrasi, termasuk juga misalnya Dana Desa, kemudian program itu masuk ke hal-hal yang kesehatan lingkungan, yaitu juga di dalamnya ada sanitasi,” kata Presiden. (setkab.go.id)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home