Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 10:08 WIB | Selasa, 03 Maret 2020

COVID-19 di Korsel:Pemimpin Gereja di Daegu, Berlutut, Minta Pengampunan

Pemimpin Gereja Yesus Shincheonji di Daegu, yang disebut sebagai sekte kultus, di Korea Selatan, Lee Man-hee, berlutut meminta pengampunan. (Foto: AFP)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Gereja Yesus Shincheonji di Daegu, sebuah sekte kultus keagamaan di pusat penyebaran virus corona di Korea Selatan, berlutut dan membungkuk di depan kerumunan kamera dan wartawan televisi, meminta pengampunan karena tidak sengaja menyebarkan virus.

Dalam penampilan publik pertamanya sejak wabah yang telah merenggut 28 nyawa dan menginfeksi lebih dari 4.800 orang di Korea, pemimpin sekte itu, Lee Man-hee, mengatakan pada hari Senin (2/3) bahwa “bukan waktunya untuk menyalahkan siapa pun,” menambahkan bahwa organisasinya yang agamis “bekerja sama sepenuhnya dengan otoritas kesehatan.”

Pria berusia 88 tahun itu berbicara di belakang meja sederhana yang diletakkan di depan pintu kayu besar, dan mengklaim bahwa pejabat pemerintah menolak permintaan untuk mengadakan konferensi pers di dalam kompleks.

Lee beberapa kali harus berhenti bicara, karena para pengunjuk rasa berteriak-teriak menyebutkan namanya dan mengecam melalui pengeras suara.

"Kami telah membuka daftar nama orang-orang percaya kami dan setuju untuk penyelidikan lengkap," kata Lee. “Orang-orang percaya kami di gereja kami seperti anak-anak; orang tua akan duduk diam ketika penyakit menakutkan yang membawa kematian itu terjadi? "

Terkait 57 % Kasus Terinfeksi

Infeksi virus korona Korea Selatan melonjak setelah seorang perempuan, dijuluki Pasien 31, ditemukan telah menghadiri dua ibadah yang diikuti setidaknya 1.000 anggota jemaat Shincheonji. Sejak itu, jumlah kasus secara nasional telah melonjak, dengan mayoritas di wilayah Daegu, sebuah kota sekitar 150 mil selatan Seoul, tempat kantor pusat gereja itu. Korea Selatan melakukan penelusuran untuk menemukan anggota lain yang mungkin terinfeksi, tetapi peran gereja itu dalam mengatasi epidemi dikritik dengan keras.

Lee, yang mengenakan masker putih dan berkacamata, beranjak ke samping meja sebelum berlutut dan menundukkan kepalanya ke tanah dengan tangan yang digenggam, suatu tanda penyesalan dalam kebiasaan Korea.

"Saya tidak tahu bagaimana ini terjadi, tetapi kami akan berusaha sebaik mungkin, dan kami sadar bahwa kami salah," kata Lee. "Kami berterima kasih kepada pemerintah untuk melakukan upaya ketika apa yang kami coba untuk menghentikan penyebaran virus corona tidak cukup."

Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan bahwa sekitar 57 % dari semua pasien yang terinfeksi virus corona baru berafiliasi dengan gereja yang didirikan Lee. Pemerintah Metropolitan Seoul secara resmi telah meminta jaksa penuntut untuk menyelidiki Lee dan para pemimpin gereja lainnya dengan tuduhan termasuk pembunuhan dan kelalaian, karena tidak melakukan hal cukup banyak untuk menghentikan wabah.

Virus itu muncul di pusat kota Wuhan di China akhir tahun 2019, menyebar ke seluruh dunia dan menurunkan ekonomi global. Virus sekarang menyebar di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakannya sebagai pandemi. (Blooberg)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home