Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:15 WIB | Jumat, 23 Oktober 2015

Dalam Empat Hari Tercatat 48.000 Migran Masuk Yunani

Ilustrasi: para pengungsi dari Timur Tengah memasuki perbatasan Georgia. (Foto: AFP).

JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan  bahwa dalam kurun waktu empat hari (mulai dari Sabtu (17/10) sampai dengan Rabu (21/10) tercatat kira-kira ada 48.000 kedatangan migran dari laut Adriatik  menuju Yunani.

Menurut Xinhua, hari Jumat (23/10) dengan mengutip keterangan resmi IOM, angka tersebut mewakili arus migrasi tertinggi  sepanjang tahun ini.  Keterangan resmi IOM menunjukkan  sebagian besar migran yang berangkat dari tetangga Turki tiba di pulau Yunani Lesvos, jumlah migran yang tercatat di Lesvos kurang lebih sebanyak 27.276 orang, sementara itu migran yang tiba di Pulau Chios mencapai  9.750 orang.

Terletak di sebelah selatan Lesvos, Pulau Chios menerima 300 migran setiap hari selama periode puncak musim panas, jumlah tersebut lebih tinggi daripada yang tercatat pekan lalu. 

Ini munculnya pendatang telah diimbangi dengan peningkatan kematian di laut, dengan 18 migran diyakini telah kehilangan nyawa mereka sejak 19 Oktober di bagian Mediterania Timur.

Angka IOM menunjukkan bahwa terdapat 3.175 kematian telah dilaporkan sepanjang tahun ini di Mediterania, dibandingkan dengan 3.149 yang terjadi tahun lalu.

Sepekan yang lalu, Kepala delegasi Dewan Gereja Dunia (WCC), Sekretaris Umum Pdt Dr Olav Fykse Tveit melakukan kunjungan ke beberapa kamp pengungsi di Yunani untuk mendukung pengungsi di Eropa dan Timur Tengah.

Dalam kunjungan pada Jumat (16/10) di kamp pengungsi di dekat Idomeni Polykastron Idomeni di perbatasan Yunani dengan Serbia, delegasi bergabung dengan Metropolitan Dimitrios dari Gomenissa untuk mendengarkan pengalaman dan harapan dari orang-orang di sana.

Tveit menyebut kegiatan kunjungan tersebut bertujuan melihat bagaimana warga dan relawan bertemu banyak orang. “Kami ingin menegaskan martabat manusia mereka dalam situasi seperti ini. Saya bahkan lebih terkesan oleh bagaimana para pengungsi terus menjaga kualitas hubungan antar manusia. Ini adalah pelajaran bagi kita semua, termasuk gereja-gereja di Eropa,” kata  Tveit. (xinhuanet.com/ oikoumene.org).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home