Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:32 WIB | Senin, 21 Maret 2016

Daop IX Luncurkan Lori Wisata Banyuwangi-Jember

Lori wisata Banyuwangi-Jember menyajikan pemandangan alam indah agrowisata perkebunan kopi dan kakao di kawasan setempat. peluncuran lori wisata di Garahan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (20/3). (Foto: banyuwangikab.go.id)

JEMBER, SATUHARAPAN.COM – PT Kereta Api Daerah Operasi IX Jember, meluncurkan lori wisata dengan trayek Kalibaru di Kabupaten Banyuwangi hingga Garahan, Kabupaten Jember, dengan jarak 17 kilometer yang menyajikan pemandangan alam indah agrowisata perkebunan kopi dan kakao di kawasan setempat.

"Lori wisata ini, adalah awal inovasi dan kreativitas PT KAI yang berkolaborasi dengan daerah-daerah seperti Kabupaten Jember dan Banyuwangi, untuk menghidupkan destinasi wisata di daerah yang bersangkutan," kata Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo di sela-sela acara peluncuran lori wisata di Garahan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (20/3), seperti yang diberitakan Antara.

Menurutnya, PT KAI akan menghidupkan kembali sejumlah rel kereta yang sudah mati untuk pengembangan wisata di sejumlah daerah seperti Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.

"Lori wisata ini merupakan awal, sehingga kami akan melakukan survei terhadap rel-rel yang sudah mati, untuk melihat peluang ekonomisnya apabila dihidupkan kembali," katanya.

Jalur lori wisata yang dilewati yakni, perkebunan kopi dengan pabrik pengolahannya milik PTPTN XII, dua terowongan, dan tujuh jembatan yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda.

"Lori wisata yang digagas Daop IX Jember itu, terinspirasi dengan melihat geliat pariwisata di dua kabupaten yang kini mengalami perkembangan yang cukup pesat," katanya.

Dua terowongan yang menjadi jalur utama kereta api Jember- Banyuwangi yang berada di Mrawan dan Garahan, cukup menarik minat wisatawan untuk melihat lebih dekat salah satu terowongan kereta api terpanjang di Indonesia.

Terowongan, yang memisahkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi tersebut (Mrawan) dibangun sekitar tahun 1910 oleh pemerintah Belanda, dengan panjang 690 meter, yang merupakan salah satu terowongan terpanjang di Indonesia.

Selain melintasi terowongan, lori wisata itu juga melintasi tujuh jembatan sepanjang Kalibaru-Garahan, namun satu jembatan memiliki ketinggian 43 meter dengan panjang 178 meter.

Lori wisata ini mengambil rute Stasiun Kalibaru - Stasiun Mrawan melewati terowongan Gumitir. Di terowongan ini,  wisatawan bisa berhenti dan menikmati suasananya. Sepanjang perjalanan, kawasan perkebunan yang subur menghampar dengan ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Dikelilingi sejumlah gunung seperti Gunung Raung dan Gunung Gumitir menjadikan udara sepanjang rute sangat sejuk dengan suhu 20-25 derajat celcius.  Lama perjalanannya pergi-pulang hanya 50 menit. Biaya yang dipatok adalah Rp 1,2 juta per perjalanan. Tiap trip diisi 12 orang penumpang, jadi tiap wisatawan hanya dikenakan Rp100.000. Untuk bisa menggunakan lori wisata ini wisatawan bisa lewat di Stasiun Kalibaru Banyuwangi atau agen wisata daerah.

Sementara itu, Kepala Kantor Pariwisata Jember Sandi Suwardi Hasan menyambut baik lori wisata yang diluncurkan PT KAI Daop IX, sehingga bisa mengembangkan destinasi wisata di Jember yang kaya akan perkebunan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, lori wisata tersebut merupakan bentuk kolaborasi PT KAI yang mendukung upaya pengembangan wisata di Kabupaten Banyuwangi, sehingga harus dicoba karena terdapat wisata edukasi dan wisata sejarah.

"Cocok untuk wisata keluarga. Saatnya anak-anak tak hanya tahu soal game di gadget-nya, tapi juga diajak berwisata ke sini," kata Anas.

Selain lori wisata, sudah ada Waduk Sidodadi yang memanfaatkan alam kebun sebagai obyeknya. Waduk itu dalam waktu dekat bakal disulap lebih bagus lagi oleh BUMN perkebunan. Pada Mei mendatang, konsep wisata perkebunan berbasis cokelat juga dimulai di Glenmore.

"Kamis lalu (17/3), saya sudah menghadap ke Deputi Menteri BUMN Bidang Agro, Pak Wahyu Kuncoro. Beliau mendukung BUMN perkebunan meningkatkan peran pengembangan wisatanya di Banyuwangi. Ini bakal semakin ramai karena wilayah Glenmore dan Kalibaru sudah lama dikenal oleh wisatawan luar negeri, khususnya dari Belanda," kata Anas, seperti yang dikutip dari situs  banyuwangikab.go.id.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo menambahkan, lori wisata ini merupakan inovasi PT KAI yang berkolaborasi dengan daerah maupun BUMN, untuk menghidupkan destinasi-destinasi wisata di daerah yang bukan hanya kebun, tetapi juga kuliner dan jasa transportasi. "Selain itu, juga untuk membuka akses wisatawan asing dengan menggunakan jalur kereta api.

Kedepan, kami akan terus mencari daerah-daerah aktif untuk kolaborasi ini. Dan, saya melihat Banyuwangi salah satu daerah yang selalu siap untuk kolaborasi pengembangan destinasi wisata baru," katanya..

  

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home