Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 20:47 WIB | Rabu, 05 Maret 2014

Dapil Kaltim: Pejabat Olahraga Mencari Kesempatan Jadi Politikus

Dapil Kaltim meliputi sepuluh Kabupaten dan tiga Kota, yakni Kabupaten Berau, Bulungan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Utara, Kabupaten Tana Tidungm Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan (Foto: kpu.go.id)

KALIMANTAN TIMUR, SATUHARAPAN.COM – Olahraga dan politik merupakan dua elemen berbeda pada suatu kondisi tertentu dapat dipersatukan demi perkembangan masing-masing elemen tersebut. Di Indonesia, orang yang berasal dari kedua elemen tersebut seringkali saling bertukar, olahragawan menjadi politikus ataupun sebaliknya. Hal yang sedang terjadi di daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Timur (Kaltim) pada Pemilu 2014. Empat nama yang menghiasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) merupakan pejabat aktif beberapa organisasi olahraga di Kaltim. Mereka adalah Harbiansyah Hanafiah, Yunus Nusi, Zuhdi Yahya, dan Luther Kombong.

Harbiansyah Hanafiah merupakan Presiden Direktur Klub Sepak Bola Putra Samarinda, kini mantan Wakil Ketua Badan Tim Nasional Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini menjadi caleg Partai Nasdem. Sedangkan, Yunus Nusi adalah ketua Pemprov (Pemerintah Provinsi) PSSI Kaltim (2013-2015) yang kini maju sebagai caleg Partai Golkar.

Sementara itu Zuhdi Yahya dan Luther Kombong merupakan dua pejabat Komite Olahraga Nasional (KONI). Zuhdi Yahya merupakan Ketua KONI Kaltim (2013-2018) yang kini menjadi caleg PDIP, sedangkan Luther Kombong yang menjadi caleg Partai Gerindra merupakan penasihat KONI.

Dapil Kaltim meliputi sepuluh Kabupaten dan tiga Kota, yakni Kabupaten Berau, Bulungan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Utara, Kabupaten Tana Tidung, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan.

Kaltim mencatatkan 2.859.105 orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan pada 4 November lalu untuk daerah Pemilu 2014, dengan perbandingan 1.520.996 pemilih laki-laki dan 1.338.109  pemilih perempuan.

Delapan kursi akan diperebutkan di daerah pemilihan ini oleh 96 caleg Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Artinya, mereka harus memperoleh kira-kira 357.388 suara dari 8.651 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang disediakan di dapil Kaltim. Nilai tepatnya sendiri akan ditetapkan setelah semua suara sah sudah diketahui untuk melangkah ke Senayan sebagai wakil rakyat Kaltim.

Mereka harus memastikan, partai tempat mereka bernaung harus lolos parliamentary threshold sebesar 3,5 persen. Jika tidak, suara mereka sia-sia.

Lima Dari Delapan Turun Lagi

Dalam pemilu, sebuah kewajaran bila anggota legislatif terpilih pada pemilu sebelumnya kembali turun dalam pemilu yang akan diselenggarakan. Pada Pemilu 2014, dapil Kaltim memastikan lima dari delapan anggota legislatif terpilih Pemilu 2009 kembali turun menghiasi DPT dapil Kaltim.

Kelima nama tersebut adalah Mahyudin dan Hetifah dari Partai Golkar, Nanang Sulaiman dari PPP, Adyi Farima Padmo Ardan dari Partai Demokrat, Aus Hidayat Nur dari PKS dan yang terakhir adalah anggota DPR-RI Pergantian Antar Waktu, Norbaiti Isran Noor, pada 2013 lalu ia menggantikan Yusran Aspar yang terpilih sebagai Bupati Penajam Paser Utara.

Sedangkan tiga nama yang tidak kembali turun adalah, Desmond Junaidi Mahesa (Gerindra) yang berpindah ke dapil Banten II, lalu Izedrik Emir Moeis (pdip) yang menjadi tersangka KPK akibat kasus Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Tarahan, Lampung pada 2013 lalu, kemudian Anggota DPR-RI Pengganti Antar Waktunya, Olly Dondokambey juga tidak mancalonkan diri kembali.

Putra Gubernur BI Era 90an

Memiliki hubungan darah dengan nama yang sudah terkenal tentunya lebih memudahkan para caleg memenangkan suara di dapilnya masing-masing. Hal demikian terjadi pada beberapa caleg dapil kaltim yang menurut catatan memiliki hubungan dengan orang ternama. Seperti Budisatrio Djiwandono (Gerindra), yang merupakan putra dari Gubernur Bank Indonesia era 90an , Soedradjad Djiwandono. Ia juga merupakan keponakan dari Prabowo Subianto.

Selain itu masih terdapat beberapa nama lainnya yang menurut penulusuran satuharapan.com mereka memiliki hubungan dengan beberapa nama pejabat yang ada di Indonesia. Dua orang bersatus sebagai istri dan dua orang lagi berstatus sebagai anak.

Hilda harulia, caleg PKB ini merupakan istri dari Ketua Ombudsman Republik Indonesia, Danang Girindrawardana. Lalu, ada nama caleg PAN, Dhifla Wiyani yang merupakan istri dari Anggota DPR-RI 2009-2014 Fraksi PAN M. Ichlas El Qudsi.

Sementara itu, dari yang berstatus anak ada nama dr. Ari Yusnita (Nasdem), anak Wali Kota Tarakan 1999-2000, Jusuf Serang Kasim. Terakhir Ananda Emira Moeis, caleg PDIP ini merupakan anak dari Anggota DPR-RI yang telah menjadi tersangka KPK akibat kasus korupsi PLTU Tarahan, Lampung.

Aksi Come Back

Aksi come back juga menghiasi dapil Kaltim, dari 96 nama caleg yang terdaftar dalam DPT, terdapat dua nama politikus lama wilayah Kaltim. Mereka adalah Achmad Amins dan Ihwan Datu Adam.

Achmad Amins adalah Walikota Samarinda dua periode (2000-2005 dan 2005-2010)  yang kini kembali masuk ke dunia politik sebagai caleg Partai Nasdem. Sedangkan Ihwan Datu Adam yang kini menjadi caleg Partai Demokrat merupakan Wakil Bupati Penajam Paser Utara (2003-2008).

Daftar Caleg Dapil Kalimantan Timur Pemilu 2014

Partai Nasional Demokrat: Achmad Amins, Harbiansyah Hanafiah, Eka Komariyah Kuncoro, Galumbang C Sitinjak, Agus Mustafa, Ari Yusnita, Isnawati, Ery Junaidi

Partai Kebangkitan Bangsa: Hilda Marulia, A Betha Salam, Yohanes Libut, Tri Murti Anggorowati, Imam Wijaya, Untoro Raja Bulan, Feby Wulansari, Herwin Fatahuddin

Partai Keadilan Sejahtera: Aus Hidayat Nur, Hadi Mulyadi, Eny Listiawati, Muhammad Rozai, M Munif Natim, Dwi Budiyati, Khoirul Alim, Sri Maryati

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan: Marten Apuy, Ananda Emira Moeis, Awang Ferdian Hidayat, Zuhdi Yahya, Hasanul Haq Batubara, Annisa Dinda Faramitha, Very Diana Angi, Muhammad Adois

Partai Golongan Karya: Mahyudin, Hetifah, Muhammad Hatta Zainal Abidin, Mohammad Arief Pahlevi Pangeran, Neni Moerniaeni, Syamsul Bakhri Tanru, Wahidah Laomo, Yunus Nusi

Partai Gerakan Indonesia Raya: Luther Kombong, G Budisatrio Djiwantono, Afnaan Mahdi Alatas, Suyatni Priasmoro, Lies Anggi Ramayani, Harry Miarsono, Zainal Arifin, A Komariah

Partai Demokrat: Norbaiti Isran Noor, Adji Farida Padmo Ardans, Ihwan Datu Adam, Ichlas Hasan, FA Manara LH Weng, Andi Daisy Mochtar, Hery Susanto Gun, Tumbur Ompusunggu

Partai Amanat Nasional: M Darlis Pattalongi, Daddy Ruhiyat, Laila Mustikaningrum, Muhammad Amin, Syaiful Bachri, Sri Rahayuningtyas, Dhifia Wiyanim, Bernande Manalu

Partai Persatuan Pembangunan: Kasriyah, Nanang Sulaiman, Kaspul Anwar, M Amin Ahmad, Dina Rahmawaty, Muhammad Nasruddin, Susianti GS, Ahyumiati

Partai Hati Nurani Rakyat: Mudiyat Noor, Junaidi, Triningsih Kusuma Astuti, Hamdani, Achmad Chairi Usman, Dayang Sri Hariyati, Sutan G Manalu, Miniarti

Partai Bulan Bintang: Syahruddin, Syamsul Bahri, Sumaya Cempaka Noor, Heru Setiawan, Yuli Susilowati, Nur Elfithry, Mohammad Rusli, Andi Achmad Anusi

Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia: Abdul Hakim, Henry A Pongrekun, Estik Zahroh, Ruslan, Darham, Fitriah
Abdon Sitanggang, Takudaeng Parawansa (kpu.go.id/wikipedia)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home