Delegasi Mesir di Inggris Jelaskan Masalah Islam Politik
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Mesir mengirim sebuah delegasi, termasik 12 anggota parlemen, ke beberapa negara Eropa untuk menyampaikan laporan dan peringatan akan bahaya gerakan Islam Politik, seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Dalam pernyataan yang dilaporkan situs berita Mesir, Al Ahram, hari Minggu (27/11), pimpinan delegasi, Dahlia Youssef, mengatakan bahwa parlemen Inggris telah menerbitkan laporan yang membela gerakan Islam politik pada 7 November. Dan Komite urusan luar negeri Parlemen Mesir telah mengeluarkan laporan tanggapan pada 19 November.
Dia mengatakan bahwa penting bagi politisi Eropa untuk melihat pespektif lain dari negara yang telah banyak menderita akibat gerakan Islam politik dan kelompok afiliasi lainnya, terutama yang di Mesir adalah Ikhwanul Muslimin.
Menurut Youssef, sebagian besar politisi Eropa dan anggota parlemen mengambil informasi tentang Islam politik dari media barat dan think thank Amerika, yangselalu menggambarkan Islam politik sebagai korban kediktatoran di negara-negara Arab.
Jika pemerintah negara-negara Arab adalah gerakan Islam yang demokratis dan politik diintegrasikan ke dalam proses politik mereka, semuanya akan baik dan Islam politik akan menjadi kekuatan demokratis, kata Youssef.
‘’Laporan parlemen Mesir bertujuan membongkar kebohongan besar tentang Islam politik yang disebutkan sebagai ideologi Islam politik menjadi hambatan pada setiap integrasi politik yang demokratis. Dan (kunjungan) ini untuk menjelaskan pengalaman Islam politik dalam beberapa tahun terakhir di negara-negara seperti Mesir, Tunisia dan Turki,’’ kata Youssef.
Laporan parlemen Inggris bahwa yang terbaik adalah membebaskan Ikhwanul Muslimin dan kelompok militan afiliasinya dari tuduhan teroris, adalah peringatan bahwa gerakan Islam politik mengklaim sebagai korban represi dan menyebar ke Eropa Barat.
Youssef mengatakan akan memberikan semua dokumen yang diperlukan tentang bahaya Islam politik yang didasarkan pada ‘’Islamisasi seluruh dunia’’ baik oleh militan jihad atau dengan menyebarkan aturan ketat Islam di seluruh dunia.
‘’Jika mereka benar-benar ingin tahu apa itu Islam politik, mereka harus menunjukkan minat dan belajar dari negara-negara yang telah begitu banyak menderita akibat ‘’tumor’’ ganas ini,’’ kata Youssef, seperti dikutip Al Ahram.
Sebelumnya delegasi ini berkunjung ke Jerman, pekan lalu, dan mengunjungi Prancis untuk membicarakan hal yang sama.
Editor : Sabar Subekti
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...