Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:34 WIB | Minggu, 19 Januari 2020

Demonstran Bakar Markas Hizbullah di Irak

Demonstran di Najaf, Irak, membakar markas Hizbullah di wilayah itu pada hari Sabtu (18/1). (Foto: dati Al Arabiya)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM-Para pengunjuk rasa anti pemerintah membakar markas Hizbullah di Irak yang terletak di provinsi Najaf. Mereka sengaja menutup kantor-kantor pemerintah di Najaf, ketika tenggat hingga hari Senin (20/1) pekan depan ditetapkan oleh gerakan massa pengunjuk rasa di Irak untuk reformasi pemerintahan makin dekat.

Gerakan itu menuntut reformasi politik besar-besaran, penyediaan lapangan pekerjaan dan pelayanan publik yang lebih baik. Dan gerakan ini telah mengkonfirmasi dimulainya kembali protes di Irak pada hari Jumat (17/1).

Gerakan rakyat juga menyerukan peningkatan protes pada hari Senin (20/1), dengan berakhirnya tenggat waktu yang diberikan kepada pihak berwenang untuk menyetujui tuntutan warga, terutama di provinsi selatan.

Sejumlah besar pengunjuk rasa, termasuk mahasiswa, berbondong-bondong ke lapangan berdemonstrasi di kantor gubernur. Para demonstran juga menegaskan ancaman mereka kepada kelas penguasapeningkatan demonstrasi dalam dua hari ke depan, jika pemerintah gagal menanggapi tuntutan gerakan.

Aktivis sipil menunjukkan bahwa demonstrasi memenuhi jalan utama dan jalan-jalan di sekitarnya. Mereka meneriakkan seruan yang bernada menentang campur tangan asing dan menyanyikan lagu kebangsaan.

Para pemrotes meneriakkan slogan-slogan menentang kelanjutan pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi, dan dia dituding gagal menuntut secara hukum para pembunuh demonstran.

Para pengunjuk rasa juga mengecam serangan yang mengintimidasi, menculik dan membunuh demosntran yang dilakukan oleh milisi pro Iran.

Demonstrasi yang diwarnai kemarahan itu telah mengguncang ibu kota Baghdad dan Irak selatan selama tiga bulan terakhir, mengecam sistem politik negara yang korup.

Sejak Oktober, kerusuhan telah menyebabkan sekitar 460 orang tewas dan sekitar 25.000 lainnya terluka, sebagian besar dari mereka adalah demonstran.

Sementara itu, tokoh agama dan tokoh politik Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, menyerukan "pawai jutaan orang" pada 24 Januari untuk mengutuk kehadiran militer AS di Irak.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home