Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 11:20 WIB | Jumat, 15 Juli 2016

Dewan Gereja Dunia Tekankan Keadilan Iklim Berkelanjutan

Moderator Komite Sentral dari Dewan Gereja Dunia, Agnes Abuom, (Foto: oikoumene.org).

WURTTEMBERG, SATUHARAPAN.COM – Masalah pemanasan global dan pencemaran lingkungan yang bermula dari tidak tepatnya pengelolaan sumber daya alam dapat memicu ketidakadilan iklim.

Sehingga menurut Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC) prinsip keadilan iklim yang berkelanjutan harus dilakukan setiap gereja di dunia.

Menurut moderator Komite Sentral dari Dewan Gereja Dunia, Agnes Abuom, saat menghadiri sidang Sinode Gereja Injili Lutheran di Wurttemberg, Jerman, hari Kamis (14/7) keadilan iklim merupakan wujud dari teologi hidup yang penting untuk mempertahankan perdamaian.

Abuom mengatakan keadilan iklim diperlukan karena di beberapa negara pemerintah kurang memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dengan baik, sebaliknya sumber daya alam disalahgunakan, padahal sebenarnya negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah dapat memberi mata pencarian bagi banyak orang.

Ia menghkawatirkan selain mata pencarian bila ketidakadilan iklim terus berlanjut maka jutaan orang terancam berisiko kehilangan nyawa, selain itu dunia akan kehilangan banyak keanekaragaman hayati. 

“Selama ada ketidakadilan iklim, maka sangat mungkin terjadi perang dalam skala kecil maupun antarnegara,” kata Abuom.

Abuom memberi contoh bila di sebuah kawasan sekelompok orang kesulitan mencari air, maka dia akan mencari di kawasan lain yang banyak memiliki sumber daya air, namun terkadang mencari sumber air bukan dengan cara yang benar, melainkan dengan cara kekerasan hingga tercipta konflik. “Tidak ada damai sejahtera. Hal ini menjadi tantangan bagi masyarakat. Jadi, pencarian perdamaian juga mencari keadilan iklim,” kata Abuom.

Perempuan asal Kenya ini mengatakan gereja harus menjadi partner kritis pemerintah dalam mengelola sumber daya alam secara produktif dan berkelanjutan.

Ia menambahkan saat ini banyak negara berbicara tentang pertumbuhan ekonomi, namun bila berbicara pertumbuhan ekonomi biasanya membicarakan isu yang tidak bersahabat dengan lingkungan, sehingga menciptakan lebih banyak konflik.

Agar tidak terlalu banyak konflik, menurut Abuom, banyak gereja di dunia diharapkan menciptakan kerja nyata yang terkait dengan lingkungan dengan harapan tidak membuat banyak orang hidup dalam kemiskinan, sementara hanya sebagian kecil yang hidup berkecukupan. 

“Dewan Gereja Dunia selalu berbicara tentang kebutuhan bagi yang benar-benar memerlukan, bukan berbicara keserakahan. Karena ketamakan tidak menghasilkan apa-apa,” kata dia. (oikoumene.org)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home