Didesak Protes Rakyat, PM Lebanon Mundur
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM- Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintah, hari Selasa (29/10), setelah beberapa pekan gelombang protes yang digelar rakyat di seluruh Lebanon.
"Pengunduran diri saya datang tanggapan atas tuntutan (orang-orang yang protes di) jalan-jalan Lebanon," kata Hariri dalam pidato yang disiarkan televisi. Dia menambahkan akan menuju istana presiden Baabda, kediaman resmi Presiden Lebanon, untuk menyerahkan pengunduran diri kepada Presiden Lebanon Michel Aoun, seperti dilaporkan kantoer berita nasional NNA.
Protes rakyat melanda Lebanon selama hampir dua pekan menuntut pemerintah mengundurkan diri di tengah meningkatnya kemarahan pada para pemimpin politik yang dituduh korupsi.
"Posisi datang dan pergi, tetapi martabat dan keselamatan negara lebih penting," kata Hariri. Ketika protes muncul di Lebanon, reaksi awal Hariri adalah memberikan tenggat waktu 72 jam kepada pemerintah untuk menyetujui paket reformasi. Setelah tenggat waktu berlalu, dia menawarkan paket reformasi yang mencakup pemotongan gaji menteri dan pajak pada bank. Namun rakyat tetap menuntut pengunduran diri pemerintah.
Pekan lalu, Hariri bertemu para pejabat dari pemerintah asing, termasuk duta besar Amerika Serikat, Rusia, dan China untuk mendapatkan dukungan internasional. Namun para pemrotes tetap menuntut pengunduran diri semua kabinet.
Hariri memimpin pemerintah Lebanon hasil koalisi dan sistem pembagian kekuasaan Lebanon berdasarkan sekte. Ini bersamaan dengan Michel Aoun sebagai presiden, dan Ketua Parlemen dari Amal Syiah, Nabih Berri.
Aoun sendiri menyatakan menolak untuk mengundurkan diri, sedangkan Nabih Berri mengkritik aksi protes dan menegaskan kembali dukungannya kepada pemerintah. Dia tidak menyebutkan pengunduran diri. Sedangkan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah juga menyerukan pemerintah tidak mundur, dan mengitik aksi rakyat. Pendukung Hizbullah bahkan sempat bentrok dengan pemrotes.
Dalam karier politik, Hariri pertama kali terpilih menjadi anggota Parlemen Lebanon pada 2005, setelah pembunuhan ayahnya, perdana menteri saat itu, Rafik al-Hariri, dalam sebuah serangan bom mobil di Beirut.
Hariri melanjutkan ayahnya memimpin partai Gerakan Masa Depan dan diangkat sebagai perdana menteri pada Juni 2009. Dia turun dari jabatan itu ketika pemerintah persatuannya runtuh pada tahun 2011, tetapi diangkat sebagai perdana menteri lagi pada bulan Desember 2016.
Menurut Al Arabiya, dia adalah seorang pengusaha di bidang properti dan telekomunikasi, yang kekayaan bersihnya pada 2013 diperkirakan sekitar 1,9 miliar dolar AS. Di tengah krisis ekonomi Lebanon dan korupsi yang meluas, Hariri diterpa berita tentang pemberian hadiah kepada seorang model bikini Afrika Selatan sebesar Rp 227 miliar.
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...