Loading...
SAINS
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 15:26 WIB | Selasa, 28 Juni 2016

Dinkes Pastikan Vaksin Palsu Tidak Beredar di Jatim

Ilustrasi. Vaksin PIN Polio. (Foto: Antara)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Dinas Kesehatan Jawa timur (Dinkes Jatim) memastikan vaksin palsu yang belakangan beredar di tiga daerah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta tidak masuk ke Jatim.

“Saya pastikan vaksin di rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu di Jatim aman dari vaksin palsu, karena sampai saat ini kami belum menemukan ada vaksin palsu,'' kata Kepala Dinkes Jatim, Harsono, di Surabaya, hari Senin (27/6).

Untuk mengawal dan menjaga keaslian vaksin, Dinkes Jatim bersama rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu melakukan pengawasan secara ketat dan simpan di tempat steril.

Secara teknis, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Posyandu tidak bisa mendapatkan vaksin begitu saja, permohonan harus melalaui Dinkes. Sedangkan Dinkes mendapatkan vaksin dari Kemenkes. “Jadi tidak bisa tempat layanan kesehatan membeli vaksin dan mengadakan sendiri, hal ini yang membuat keaslian vaksin bisa terjaga,'' katanya.

Harsono mengaku, dalam pemberian vaksin tenaga kesehatan tidak bisa memberikan vaksin secara sembarang, karena harus sesuai dengan peruntukannya. Jika ada masyarakat yang ingin divaksin dan vaksinnya habis, maka tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu harus menunggu vaksin datang dari Kemenkes.

 “Jika pasok vaksin di Dinkes ada maka dapat melaporkannya ke Dinkes, jika Dinkes kosong maka harus bersabar untuk tidak melakukan vaksinasi,'' ujar Harsono.

Menurutnya, ada beberapa aturan yang harus dilakukan agar kualitas terjaga, di antaranya adalah mengatur suhu di setiap ruang atau blok dalam lemari es agar tetap stabil dan sesuai dengan suhu temperatur yang diharapkan.

“Tidak semua jenis vaksin yang disimpan di lemari es suhu dan temperaturnya harus sama. Ada vaksin yang membutuhkan suhu atau temperatur dingin dan beku serta ada vaksin yang membutuhkan suhu dan temperatur normal. Setiap vaksin memiliki kebutuhan suhu dan temperatur yang berbeda, tergantung dari jenis vaksin,” katanya.

Sebelumnya, peredaran sindikat vaksin palsu diungkap oleh Penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.

Dari operasi tersebut, diketahui  sindikat vaksin palsu beroperasi sejak tahun 2003 dengan distribusi di seluruh Indonesia. Dari pengakuan para pelaku, vaksin palsu sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Hingga saat ini, penyidik baru menemukan barang bukti vaksin palsu di tiga daerah, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. (kominfo.jatimprov.go.id)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home