Loading...
HAM
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 10:00 WIB | Jumat, 06 Mei 2016

DKJ: Jangan Ada Lagi Pembungkaman Ekspresi

Ilustrasi. Suasana pembubaran acara peringatan World Press Freedom Day 2016 di sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta Selasa (3/5) malam. (Foto: akun Facebook Solidaritas Perjuangan Demokrasi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Dewan Kesenian Jakarta Irawan Karseno berharap tak ada lagi pembungkaman ekspresi yang dilakukan sejumlah pihak terhadap upaya pengungkapan sejarah dan keberagamaan di Indonesia.

Hal itu disampaikan Irawan menanggapi adanya aksi dari sebuah organisasi masyarakat yang menolak penyelenggaranaan "The 3rd ASEAN Literary Festival 2016"yang digelar di Taman Ismail Marzuki mulai hari Kamis (5/5) hingga hari Minggu (8/5).

"Dewan Kesenian Jakarta mengutuk tindakan yang menghalangi setiap usaha historis untuk membuka tabir gelap sejarah," kata Irawan di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Jakarta Pusat, hari Kamis (5/5).

Menurut Irawan, tugas membuka tabir sejarah tidak bisa lagi dibaca sebagai "dendam sejarah lama", melainkan upaya mendefinisikan indentitas bangsa Indonesia yang memang beragam.

Oleh karena itu, dia menyesalkan masih ada kelompok yang ingin mempertahankan cara pandang yang tunggal dalam melihat sejarah. Ironisnya, pembungkapan atas kebebasan ekspresi ini tidak hanya sekali terjadi.

"Hal tersebut memperlihatkan adanya kelompok masyarakat yang tetap ingin bangsa kita tumbuh dalam sejarah yang buta," kata dia.

Dia meminta penegak hukum tidak menjadi perpanjangan tangan dari organisasi masyarakat tersebut dengan membubarkan acara demi alasan keamanan.

"Kalau ada demo di Gedung DPR, masa DPR-nya yang dibubarkan? Begitu pun kami," kata dia.

Direktur "The 3rd ASEAN Literary Festival 2016" Okky Madasari mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan aparat keamanan, namun sehari sebelum penyelenggaraan izin keamanan dicabut.

"Mereka cabut dan jika izinnya mau diberikan kembali, maka kami harus meniadakan tiga topik dari acara ini yaitu tentang Tragedi 1965, LGBT dan masalah Papua," kata Okky. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home