Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 17:01 WIB | Selasa, 19 Mei 2015

“Dorong Myanmar Hentikan Tindak Diskriminatif Rohingya”

Puluhan warga Rohingya (Myanmar) yang terdampar di Aceh. Imigran Rohingya juga terdapat di beberapa daerah di Indonesia. (Foto: Antara//AMPELSA)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengatakan kunci penyelesaian para pencari suaka asal Myanmar—suku Rohingya yang terdampar di Aceh dan Sumatera Utara dalam empat gelombang, ada di negara asalnya, Myanmar.

Menurut dia, warga Muslim Rohingya yang tertindas di negerinya sendiri, sudah menjadi perhatian dunia internasional, sehingga sebagai sesama negara anggota ASEAN, Indonesia harus mendorong Pemerintah Myanmar menyelesaikan masalah internal negaranya, dan tidak melakukan tindakan diskriminitif terhadap etnis Rohingya atas nama kemanusiaan dan HAM.

“Pemerintah Indonesia harus mendorong Pemerintah Myanmar menyelesaikan masalah internal negaranya, dan tidak melakukan tindakan diskriminitif terhadap etnis Rohingya atas nama kemanusiaan dan HAM,” kata Jazuli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (19/5).

“ASEAN bisa melakukan sidang darurat dan memanggil Myanmar untuk membahas dan mencari solusi masalah ini,” dia menambahkan.

Jazuli juga mengusulkan dibentuknya Koalisi Kemanusiaan Internasional untuk Rohingya, bila Pemerintah Myanmar tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah internalnya. Sebab, bukan tanpa alasan mengingat ekses kemanusiaannya sudah menjadi masalah negara-negara lain, seperti kasus pengungsi yang terdampar.

Bahkan, dia melanjutkan, menurut lembaga urusan pengungsi PBB, UNHCR, masih ada ribuan pengungsi yang terkatung-katung di perairan Asia Tenggara. Selama beberapa hari terakhir, lebih dari 2.000 pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh mendarat di Malaysia dan Indonesia. “PBB mengimbau negara-negara Asia Tenggara, terutama Thailand, Malaysia, dan Indonesia agar menaati aturan internasional kelautan dan menyelamatkan pengungsi yang terancam tenggelam atau kelaparan,” tutur Jazuli.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home