Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 21:01 WIB | Senin, 14 November 2016

DPR Minta Aparat Awasi Daftar Pelaku Terorisme

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan terbaru teror bom Samarinda di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (14/11). Kapolri menjelaskan pihaknya telah menangkap kembali lima jaringan Pepy Fernando yang diduga terlibat pada kasus pelemparan bom di depan Gereja Oikumene, Samarinda, pada Minggu (13/11) lalu. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris menilai aparat harus serius mengawasi orang-orang yang masuk dalam daftar pengawasan tindak pidana terorisme, usai ledakan diduga berasal dari bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) sekitar pukul 11.30 WITA.

"Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus serius mencermati, melakukan infiltrasi dan mengawasi jaringan orang-orang yang sudah masuk dalam daftar pengawasan terorisme," katanya di Jakarta, hari Senin (14/11).

Charles mengatakan, aparat penegak hukum harus segera membongkar motif dan jaringan dari pelaku teror tersebut.

Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan, pelaku sudah pernah dipenjara karena pidana terorisme, karena itu seharusnya pelaku sudah masuk "watchlist" aparat penegak hukum.

"Pemboman gereja Oikumene di Samarinda tindakan biadab. Pelaku kejahatan tersebut harus dihukum seberat-beratnya," ujarnya.

Dia juga menilai, negara juga harus waspada agar aksi-aksi teror tidak ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang ingin menjatuhkan pemerintahan sah.

Sebelumnya, ledakan diduga berasal dari bom molotov terjadi di Gereja Oikumene Jalan Dr Cipto Mangunkusumo Samarinda Kalimantan Timur pada Minggu sekitar pukul 11.30 WITA.

Sedikitnya empat orang terluka ledakan yang berasal dari sebuah tas diduga berisi bom molotov yang dilempar pelaku J.

Sementara empat orang terluka dalam ledakan itu yang sebagian anak-anak dan balita telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan J diduga terkait jaringan teroris kelompok JAD Kalimantan Timur yang memiliki koneksi dengan jaringan Anshori Jawa Timur.

Boy menuturkan polisi akan mendalami motif dan kegiatan J terkait pelemparan bom molotov tersebut. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home