Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 11:57 WIB | Jumat, 08 April 2016

DPR: Pernyataan Menhan Bisa Memancing Emosi Penyandera

Ilustrasi. Militan Abu Sayyaf di pulau Jolo, Filipina selatan. (Foto: voaindonesia.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Meutya Hafid, menyayangkan pernyataan Menteri Pertahanan, Rymizard Ryacudu, yang menyebut kelompok militan Abu Sayyaf kurang makan.

Sebelumnya Menhan mengatakan bahwa kelompok tersebut meminta uang tebusan karena adanya persoalan ekonomi. "Kemudian yang di sana, ada kelompok yang kering dan kurang makan. Itu masalah perut," kata dia.

"Dalam menangani sandera, pernyataan Menhan ini, pertama tidak perlu, kedua tidak solutif dan ketiga dapat memancing emosi penyandera," kata Meutya saat dihubungi wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Jumat (8/4).

Menurutnya semua pihak harus menahan diri berkomentar atas pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang berawak 10 anak buah kapal warga Negara Indonesia di kawasan Filipinan Selatan.

“Saya rasa semua harus menahan ucapan-ucapan yang dapat kontraproduktif, terutama mejelang deadline yang diberikan penyandera,” kata dia.

Selain itu, kata Meutya, Menhan harus memahami persoalan tersebut, kalau ada informasi perkembangan terbaru berikan kepada wartawan tidak perlu membuat pernyataan seperti itu.

“Jika perlu memberi informasi kepada wartawan, berikan jika memang ada perkembangan terbaru, jika belum ada ya tidak perlu buat pernyataan, khawatir dapat kontraproduktif,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home