DPR Usulkan Rapat Khusus Soal Rentetan Penembakan di Papua
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anggota Komisi I DPR RI Yan Permanes Madenas akan mengusulkan agar Komisi I DPR menjadwalkan rapat khusus membahas terkait rentetan peristiwa penembakan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang telah menewaskan warga sipil dan aparat TNI di wilayah tersebut.
"Beberapa waktu mendatang kami akan mendorong dan menjadwalkan khusus rapat bersama para institusi terkait mengenai rentetan aksi penembakan di Papua. Saya akan konsen mempertanyakan kejadian yang ada di Intan Jaya, kami juga akan meminta hasil investigasi awal sebagai bahan masukan bersama," kata Yan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/9).
Yan mengaku sedih melihat konflik yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua dalam sepekan ini, seperti dari tertembaknya dua tukang ojek oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang saat ini sedang mendapat perawatan Medis di Kabupaten Mimika.
Menurut dia, pada Kamis (14/9), seorang tukang ojek tewas ditembak dan beberapa jam kemudian anggota TNI, Alm Serka Sahlan yang kesehariannya bertugas sebagai Babinsa ditembak hingga tewas.
Selain itu, menurut dia, peristiwa ketiga yaitu pada Sabtu (19/9), seorang anggota TNI gugur yakni Pratu Dwi Akbar Utomo.
"Lalu tadi malam saya mendapat kabar seorang hamba Tuhan atau Pendeta bernama Yeramias Zanambani dikabarkan terkena tembakan hingga meninggal dunia. Hanya saya belum bisa mengkonfirmasi siapa pelaku penembakan," ujarnya.
Yan mengatakan dirinya juga telah meminta kepada para anggota Komisi I DPR RI untuk menjadikan peristiwa penembakan di Papua sebagai salah satu konsen bersama untuk mengatasi permasalahan yang ada di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
“Yang jelas siapa pun pelaku penembakan terhadap warga sipil, TNI dan hamba Tuhan, kita mengutuk keras," katanya.
Dia berharap hasil investigasinya lebih transparan ke publik karena dalam kasus penembakan terhadap 4 warga sipil pada Maret lalu di Intan Jaya dan kasus salah tembak oleh oknum anggota TNI yang bertugas di Timika terhadap dua warga sipil di salah satu sungai Kabupaten Mimika, hingga saat ini juga belum ada tindakan tegas, terhadap para pelakunya.
Yan Mandenas berharap para pelaku penembakan atau pembunuhan bisa ditangkap segera dan diproses hukum seberat-beratnya termasuk penembakan terhadap hamba Tuhan.
Dia menilai apa yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya adalah masalah yang sangat serius untuk diselesaikan bersama, semua pihak harus sepakat bahwa tidak boleh lagi ada korban jiwa.
"Sudah saatnya kita mendukung seluruh program pemerintah yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat papua. Kalau ada konflik pasti semua program pemerintah tidak akan berjalan sebagaimana mestinya," katanya.
Dia juga meminta kepada pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk memerintahkan para Kepala Daerah di Papua agar diwajibkan berada di tempat bersama rakyatnya untuk menjawab dinamika sosial dan politik di Masyarakat. (Antara)
Jepang Kembali Melelang Daging Paus, Pertama Setelah Beberap...
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Daging paus yang ditangkap untuk pertama kalinya dalam hampir 50 tahun di lep...