Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 23:59 WIB | Kamis, 07 Desember 2017

Dua Perupa Menerima Lifetime Achievement Art Award

Dua Perupa Menerima Lifetime Achievement Art Award
Wiyadi (keempat dari kiri) dan Sunaryo saat menerima Lifetime Achievement Art Award yang diserahkan oleh KGPAA Paku Alam X (ketiga dari kiri) di auditorium IFI-LIP Jalan Sagan Yogyakarta, Kamis (7/12) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Dua Perupa Menerima Lifetime Achievement Art Award
Lukisan wayang beber (acrylic di atas kanvas) tentang Panji Asmara Bangun karya Wiyadi.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Atas kontribusi, dedikasi, serta konsistensi dalam berkarya maupun memberikan ruang bagi seniman muda, dua perupa menenerima Lifetime Achievement Art Award dari Yayasan Biennale Jogja. Kedua seniman seni rupa tersebut adalah pelukis wayang beber Wiyadi (Yogyakarta) dan pematung Sunaryo (Bandung).

Penganugerahan penghargaan diberikan pada Kamis (7/12) malam di aduditorium IFI-LIP Jalan Sagan Yogyakarta. Penghargaan diserahkan oleh Wakil Gubernur Pemda DI Yogyakarta KGPAA Paku Alam X bersama kolektor barang seni Oei Hong Djien.

Wiyadi adalah pensiunan guru SMKN 3 (dulu Sekolah Menengah Seni Rupa Yogyakarta). Profesi guru dijalani Wiyadi sebagai sebuah ibadah untuk menularkan kemampuannya kepada anak-anak didiknya.

"Wayang adalah warisan dari leluhur. Semakin menggali (wayang), saya justru semakin "bodoh"." jelas Wiyadi.

Seniman kelahiran Pacitan yang terus berkarya di sela-sela aktivitas mengajarnya sejak tahun 1970-an lebih banyak melukis pada panil atau kanvas merekonstruksi masa kejayaan Jenggala-Kediri dengan teknik sunggingan atau gradasi dengan gaya lukisan dekoratif.

Sementara pematung kelahiran Banyumas yang menetap di Bandung Sunaryo mendapat penghargaan atas pencapaian karya serta memberikan ruang di studionya "Selasar Sunaryo art space" bagi seniman muda lintas disiplin untuk berproses kreatif. Hingga tahun ini setidaknya telah 250 lebih berbagai program seni dihelat di Selasar Sunaryo yang dibangun pada tahun 2003.

Salah satu karya Sunaryo adalah desain arsitektur "Monumen Jogja Kembali" yang dimenangkan pada tahun 1985.

Selasar Sunaryo Art Space adalah ruang publik berbagai ekspresi kesenian. Istilah selasar dimaksudkan Sunaryo sebagai base-camp seni rupa, yang juga untuk ajang pementasan seni pertunjukan, tari, teater, konser musik, pemutaran film, fotografi, arsitektur dan pembacaan puisi. Selasar juga mengelar diskusi seni, seminar, serta dilengkapi dengan perpustakaan.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home