Dubes Inggris Tinggalkan Iran
Iran Mengaku Memperkaya Uranium Lebih Banyak Ketimbang Sebelum Perjanjian Nuklir 2015
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Duta besar Inggris untuk Iran, Robert Macarie, meninggalkan Iran, setelah ditahan sebentar setelah hadir pada acara penyalaan lilin untuk korban pesawat Ukraina.
Sementara itu, Iran mengaku sekarang memperkaya lebih banyak uranium daripada yang dilakukannya sebelum menyetujui perjanjian nuklir dengan kekuatan dunia pada tahun 2015. Hal itu dikatakan Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada hari Kamis (16/1) dalam pidato yang disiarkan televisi setempat.
"Kami memperkaya lebih banyak uranium daripada sebelum kesepakatan tercapai... Tekanan telah meningkat terhadap Iran tetapi kami terus berkembang," kata Rouhani, dikutip Reuters.
Iran secara bertahap mengurangi komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir sebagai balasan atas pembatalan perjanjian oleh Amerika Serikat pada tahun 2018 dan penerapan kembali sanksi keuangan dan ekonomi yang telah melumpuhkan ekonomi negara itu.
Dubes Inggris Tinggalkan Iran
Sementara itu, media pemerintah Iran mengatakan bahwa duta besar Inggris untuk Iran telah meninggalkan negara itu setelah ditangkap dan ditahan sebentar. Kantor berita pemerintah, IRNA, mengatakan Robert Macaire pergi setelah diberi pemberitahuan sebelumnya, namun tidak memberi penjelasan lebih lanjut.
Macaire ditahan setelah menghadiri acara menyalakan lilin pada hari Sabtu (11/1) di Teheran untuk korban pesawat Ukraina yang dijatuhkan rudal Iran, dan menewaskan 176 orang. Acara itu dengan cepat berubah menjadi protes anti-pemerintah dan Macaire pergi tak lama setelah itu, dia ditangkap oleh polisi.
Presiden Iran memperingatkan hari Rabu (15/1) bahwa tentara Eropa di Timur Tengah "bisa berada dalam bahaya" setelah tiga negara menentang Teheran karena melanggar batas-batas kesepakatan nuklirnya. Sementara itu diplomat di Teheran mengakui bahwa orang Iran "dibohongi" selama berhari-hari setelah penembakan tidak sengaja oleh pasukan Republik Islam Iran atas sebuah pesawat jet Ukraina yang menewaskan 176 orang.
Pernyataan Presiden Iran, Hassan Rouhani, dalam pertemuan kabinet yang disiarkan televisi itu merupakan ancaman langsung pertama yang dia buat ke Eropa, karena ketegangan yang tetap tinggi antara Teheran dan Washington.
Di tengah ketegangan itu, Inggris, Prancis dan Jerman meluncurkan apa yang disebut "mekanisme perselisihan" yang berkaitan dengan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Berbicara di depan kabinetnya, Rouhani menunjukkan tingkat kemarahan yang jarang terlihat dalam sambutannya yang luas pada hari Rabu.
"Hari ini, tentara Amerika dalam bahaya, besok tentara Eropa bisa dalam bahaya," kata Rouhani. Dia tidak merinci, meskipun pasukan Eropa telah dikerahkan bersama Amerika di Irak dan Afghanistan. Prancis juga memiliki pangkalan angkatan laut di Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, sementara warga Inggris telah membuka pangkalan di negara kepulauan Bahrain.
Editor : Sabar Subekti
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...