Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 15:18 WIB | Sabtu, 30 September 2017

Eddy Betty Kembali Mengeksplorasi Korset

Eddy Betty Kembali Mengeksplorasi Korset
Karya perancang busana Eddy Betty yang dipamerkan dalam peragaan busana tunggal bertema Liberte di Jakarta, 20 Setember lalu. (Foto-foto: Tim Muara Bagdja)
Eddy Betty Kembali Mengeksplorasi Korset
Konstruksi bustier atau korset, menjadi kekuatan perancang busana Eddy Betty selama ini.
Eddy Betty Kembali Mengeksplorasi Korset
Koleksi Eddy Betty, perancang busana yang menjadikan buestoer atau korset sebagai DNA karyanya.
Eddy Betty Kembali Mengeksplorasi Korset
Koleksi Eddy Betty yang menghadirkan kekinian.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Eddy Betty, perancang busana yang piawai dengan konstruksi bustier, kembali meramaikan panggung mode Tanah Air, setelah berasyik masuk dengan merancang busana siap pakai ed.be ((dibaca: e-di-bi). Eddy menggelar peragaan busana tunggal, mengusung tema “Liberte”, di Jakarta, pada Rabu, 20 September 2017 lalu.

Sejak berkiprah di panggung mode Tanah Air pada akhir dekade 80, Eddy Betty dikenal kepiawaiannya dalam membuat gaun malam dan gaun pengantin, Barat ataupun tradisional, dengan konstruksi bustier. Kamus Mode Indonesia menjelaskan bustier sebagai pakaian ketat di bagian pinggang dan dada perempuan. Korset adalah padanan kata yang juga acap dipakai.

Mengusung tema “Liberte”, perancang busana yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini menggubah imajinasi dari rasa dan buah pikir secara bebas akan keindahan mode masa lalu yang menjadi lestari karena diingat sepanjang waktu. Namun, bagi Eddy, keindahan mode bukanlah untuk dikenang semata. Di tangannya mode meretas zaman dan mewujud menjadi gaun-gaun masa kini.

Di hadapan pencinta mode, Eddy menawarkan karya seni dengan mengeksplorasi bustier, melalui kecanggihan teknik patron, seleksi bahan, guntingan, serta siluet. Ia menghadirkan 79 set busana koleksi, terdiri atas gaun elegan berpinggang sempit dengan rok menggembung pada zaman keemasan di era 1950-an, atau potongan ringkas ala kaum muda dekade 1960-an, hingga gaya ingar-bingar semarak tahun 1970-an.

Eddy menghadirkan koleksi beragam yang kaya baik dalam bentuk, pemilihan bahan, maupun warna. Bentuk pola yang pipih, lekat, longgar, teramu di atas bahan multikarakter dengan warna dalam rentang palet yang sangat luas.

Bustier sebagai DNA

Eddy Betty memainkan beraneka siluet pada bahan tebal, tipis, kasar, halus, dengan warna-warna lembut dan tenang. Ia juga berani memanfaatkan bahan yang tidak lazim sebagai bahan baju untuk mengekspresikan kebebasannya, seperti penggunaan voilette, yang sesungguhnya adalah cadar topi. Ini berarti butuh ketelitian ekstratinggi demi mencapai bentuk yang sempurna. Eddy senang melawan arus.

Alih-alih memanfaatkan bahan tipis untuk membuat selembar jubah yang berkesan ringan, ia menggunakan bahan kaku, yang biasa digunakan oleh kaum kelas menengah pada abad ke-18 sebagai bahan untuk tirai, jok, seprai, atau apron. Namanya, toile de jouy, dalam warna tunggal biru, merah dalu atau hitam, bermotif khas gambar-gambar berulang dengan suasana piknik di tepi danau pedesaan.

Kebebasan tercermin dalam busana-busana koktail yang beraneka motif dan penuh warna, bercorak geometris, corat-coret kuas dengan percikan tinta emas, tampil ringan, sheer and see-through, transparan, meski bertumpuk-tumpuk dan berlapis-lapis. Gaun-gaun klasik ala Eddy Betty mengembuskan napas glamor keelokan masa kini.

Konstruksi bustier atau korset yang merupakan kepiawaiannya, menjadi benang merah dalam peragaan ini. Eddy Betty tak henti mengeksplorasi bustier, DNA dalam karya-karyanya. Bustier ibarat sripanggung, sang primadona.

Evolusi bustier ini nyata dalam tawaran baru berupa ekspose bustier yang mengupas korset sedemikian terperinci hingga berubah rupa yang muncul silih berganti sesuai rasa mode yang ingin ditampilkan. Bustier menjadi simbolisme kebebasan sang desainer dalam berolah rasa.

Jika dahulu bustier hanya diperkenankan berada di dalam busana, Eddy Betty menampilkan kebalikannya. Bustier juga menjadi mungkin hadir dalam gaya transparan saat Eddy ingin mencapai kesan ringan dan seksi, atau menggabungkannya dengan gaya peplum yang mekar di bagian pinggang menggambarkan keanggunan. Atau, ditonjolkan dengan unsur lipit-lipit di dalamnya.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home