Eksekutif Google pada PBB: Ukraina Sasaran Disinformasi Sejak Pencaplokan Ukraina
PBB, SATUHARAPAN.COM-Seorang eksekutif Google memperingatkan Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bahwa serangan siber, disinformasi dan bentuk lain dari perang informasi yang dilakukan di Ukraina adalah "bola kristal" untuk masalah masa depan di tempat lain.
"Negara-negara harus menemukan cara untuk mengecilkan volume dan menetapkan semacam doktrin pencegahan untuk domain siber," kata Jared Cohen pada pertemuan dewan tentang ujaran kebencian, hasutan, dan kekejaman di Ukraina, hari Selasa (21/6).
Dia berpendapat bahwa sementara perusahaan teknologi membutuhkan keahlian, "tidak ada algoritme ajaib atau perbaikan tunggal untuk ini," dan menemukan solusi akan membutuhkan banyak eksperimen.
Cohen mengepalai Jigsaw, bagian dari Google yang bertujuan membangun teknologi untuk memerangi disinformasi, sensor, dan ekstremisme secara online.
Dia mengatakan Ukraina “telah menjadi sasaran yang tidak proporsional” oleh serangan siber tingkat lanjut sejak aneksasi Rusia atas Krimea pada tahun 2014, menambahkan: “Ini pada dasarnya adalah bola kristal bagi kami untuk apa yang mungkin terjadi.”
Perang di Ukraina meningkatkan tekanan pada perusahaan teknologi untuk bekerja lebih keras memerangi ujaran kebencian, disinformasi, dan konten berbahaya lainnya secara online. Uni Eropa sedang mengerjakan aturan baru yang mengharuskan Google, induk Facebook Meta, dan raksasa teknologi lainnya untuk mengawasi platform mereka dengan lebih ketat.
Kekuatan Barat di Dewan Keamanan menuduh Rusia melakukan kampanye propaganda, disinformasi, dan kebencian yang ditujukan untuk merusak Ukraina. Sebuah laporan baru-baru ini dari Mandiant, sebuah perusahaan keamanan siber, menemukan bahwa Rusia menggunakan disinformasi, ketakutan, dan propaganda untuk menurunkan moral Ukraina dan memecah belah sekutunya.
“Ujaran kebencian juga bisa menjadi kejahatan perang,” kata wakil Duta Besar Inggris untuk PBB, James Kariuki, hari Selasa, menyerukan Rusia untuk “berhenti membuat pernyataan seperti itu.”
Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia, mengulangi pernyataan balasan negaranya bahwa retorika otoritas Ukraina telah meracuni warga terhadap Rusia dan populasi berbahasa Rusia di Ukraina, dengan dorongan Barat.“Kami melihat, dari pihak kami, hasutan nyata untuk melakukan kekerasan dan Russophobia di Ukraina,” katanya.
Albania, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir di dewan, menyerukan pertemuan hari Selasa itu. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Faktor Penyebab Telat Bicara pada Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan ...