Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:55 WIB | Sabtu, 09 Mei 2015

Ekses Kunjungan Jokowi ke Papua, Pemilik Speed Boat Protes

Ilustrasi: Sebuah perahu tertambat di pinggir pelabuhan tradisional di Kota Gunung Sitoli, Kepulauan Nias. (Foto: Prasasta Widiadi).

TERNATE, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah pemilik speed boat rute Ternate-Sofifi, memprotes sikap Dishubkominfo (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika)  yang menghentikan aktivitas pelayaran dari dan ke Ternate, menyusul kehadiran Presiden RI Joko Widodo di Ternate selama dua hari.

"Alasannya jika aktivitas pelayaran dihentikan secara serentak, akan berimplikasi pada melambatnya pelayanan masyarakat yang ingin melakukan penyeberangan antar-pulau," kata Koordinator Organisasi `Speed boat` Ternate, Sahdan di Ternate, Jumat (8/5).

Sahdan mengatakan, jika aktivitas pelayaran dihentikan secara serentak seperti yang disampaikan Kadishubkominfo Provinsi Malut, Burhan Mansur, yang terjadi adalah penumpukan penumpang di dua dermaga, yakni dermaga Kota baru dan Sofifi.

“Kami melayani masyarakat, sementara aktivitas setiap hari ini masyarakat bolak-balik, tiba-tiba dihentikan secara sepihak, lantas yang dari Tobelo ke Sofifi, pasti akan kandas, begitu juga yang dari Ternate ke Sofifi, akan dong tara bisa jalan, terpaksa dong harus menginap, jadi yang jelas saya tidak ingin dihentikan aktivitas pelayaran,” kata dia.

Dia mengaku belum mendapat koordinasi dari Dishubkominfo menyangkut dihentikannya pelayaran, bahkan sejauh ini belum ada koordinasi untuk menghentikan aktivitas, yang datang baru dari Intelijen dan Polairud (Polisi Air Dan Udara).

Sementara itu, Komandan Pos KPLP Pelabuhan Kota Baru Abdul Halik Abdullah, saat dikonfirmasi menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi dari Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, menyangkut penghentian pelayaran oleh Dishubkominfo.

Menurutnya, sepanjang belum ada arahan dari KSOP Ternate untuk dihentikannya pelayaran,  sepanjang itu juga pihaknya tidak akan menghentikan aktivitas pelayaran, karena sepanjang tidak ada informasi dari KSOP, berarti yang jelas kita tidak bisa menutup aktivitas masyarakat, jangan ketika ada kunjungan begini, terus belum ada informasi dari atasan terus kita dari pos-pos langsung umumkan bahwa besok ada aktivitas pelayaran dihentikan, itu kan masalah," katanya.

Namun jika memang aktivitas pelayaran harus ditutup maka, pihaknya akan mencoba merasionalisasikan itu kepada para pemakai jasa speedboat. (antaramaluku.com).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home