Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 06:31 WIB | Sabtu, 04 April 2020

Ekspor Beras India Terhambat Akibat Pandemi Virus Corona

India adalah eksportir beras terbesar dunia.
Pengeringan secara manual padi di India. (Foto: Ist.)

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pedagang beras India berhenti menandatangani kontrak ekspor baru di tengah penguncian secara nasional untuk mencegah penyebaran virus corona. Ini akibat kekurangan tenaga kerja dan menghambat pengiriman beras dari kontrak yang ada, kata pejabat industri.

India adalah eksportir beras terbesar dunia, dan situasi ini memukul konsumen di Afrika. Namun juga memungkinkan negara-negara pesaing, termasuk Thailand, untuk meningkatkan pengiriman dalam jangka pendek.

“Pengiriman terhenti karena transportasi menjadi sangat sulit akibat penutupan. Pengemudi tidak datang dan tenaga kerja tidak tersedia di pabrik dan pelabuhan,” kata BV Krishna Rao, presiden Asosiasi Eksportir Beras (REA).

Volume ekspor beras India turun empat hingga lima kali, kata Prem Garg, ketua Grup Lal Mahal, yang mengekspor beras ke lebih dari 44 negara. India secara bertahap akan menghentikan penutupan dalam tiga pekan, kata Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Sekitar 500.000 ton beras untuk pengiriman bulan Maret-April tertahan di pelabuhan atau di dalam perjalanan karena penguncian, kata para eksportir.

New Delhi terutama mengekspor beras ke Bangladesh, Nepal, Benin dan Senegal, dan beras premium ke Iran, Arab Saudi dan Irak.

Thailand Masih Ekspor Beras

Kamboja, Vietnam, dan Myanmar menahan ekspor beras mereka, dan permintaan beras India melonjak, tetapi pedagang tidak bisa menandatangani kontrak baru, kata Nitin Gupta, wakil presiden pedagang bisnis beras Olam India.

Thailand, satu-satunya eksportir utama yang menawarkan beras saat ini, telah melihat harga ekspornya melonjak ke tertinggi dalam tujuh tahun ini.

Sebelum penutupan, India menawarkan dengan harga sekitar US$ 365 per ton, tapi Thailand sekarang menawarkan sekitar US$ 540 per ton.

"Setelah penutupan, akan ada permintaan besar untuk beras India, karena India berada dalam sweet spot dalam hal harga yang kompetitif," kata Olam's Gupta.

Karena India memiliki stok surplus yang besar, dan bisa mulai menguangkan permintaan begitu kekurangan tenaga kerja mereda, kata Rao dari REA.

Ekspor beras India pada 2019 turun 18,1 persen dari setahun sebelumnya 9,87 juta ton, terendah dalam delapan tahun. Negara ini kemungkinan akan memproduksi 117,47 juta ton beras pada 2019/20 terhadap konsumsi tahunan sekitar 100 juta ton, dengan persediaan negara sebesar 31 juta ton. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home