Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 13:43 WIB | Minggu, 16 Oktober 2016

Enam Titik Panas Terpantau di Sumatera

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar dibantu Polisi Hutan dan aparat TNI/Polri berupaya memadamkan api yang membakar Taman Hutan Raya (Tahura) Seulawah di kawasan Lembah gunung Seulawah, Aceh Besar, Aceh, Senin (10/10). Kebakaran yang terjadi sejak sepakan terakhir telah menghanguskan puluhan hektare kawasan yang ditumbuhi pohon cemara dan tanaman palawija. (Foto: Antara)

PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan enam titik panas berada berada di Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran di atas 50 persen.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, hari Minggu (16/10), mengatakan titik panas tersebut tersebar pada dua provinsi di akhir pekan ini.

"Pagi ini satelit mendeteksi total ada enam titik panas di Sumatera, atau bertambah satu titik dari kemarin. Dengan daerah penyebaran di Riau lima titik dan Jambi satu titik," katanya.

Ia jelaskan, kelima titik panas di Riau terpantau masih berada pada lima kabupaten yakni Pelalawan, lalu Kepulauan Meranti, Siak, Rokan Hilir dan Indragiri Hulu. 

Dari masing-masing satu titik panas setiap kabupaten itu, lanjutnya, dua titik diantaranya dari pihaknya bersama analisa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) satelit sebagai titik api atau potensi terbakar.

Kedua titik tersebut memiliki level of confident atau tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 70 persen yaitu terdapat di Siak dan di Kepulauan Meranti.

"Satelit nyatakan dua titik api pada Kecamatan Rangsang di Meranti capai 99 persen dan Kecamatan Kandis di Siak dengan 87 persen," tegas Slamet. 

Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Provinsi Riau kemarin dilaporkan, kewalahan memadamkan titik api di lahan gambut Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti karena terus meluas.

"Untuk pemadaman darat, kita kesulitan sumber air. Jarak antara pinggir laut ke lokasi kebakaran cukup jauh, sementara api terus meluas sampai ke tengah pulau," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur.

Jim sampaikan, terdapat 25 personel TNI/Polri, BPBD Meranti dan dibantu masyarakat setempat berupaya padamkan sekitar 50 hektare lahan gambut terbakar di tiga desa.

Seluruh personel telah berjibaku berupaya melakukan pemadaman sejak Selasa (11/10). Namun, katanya, angin kencang dan kondisi lahan gambut kering, membuat pemadaman sulit dilakukan.

Ia mengatakan, hal tersebut diperparah lagi dengan sumber air yang sulit untuk diperoleh memadamkan lahan gambut terbakar.

"Tim darat sudah berupaya menggali untuk mencari sumber air. Namun, air yang diperoleh sangat minim," ujarnya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home