Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:41 WIB | Kamis, 23 Februari 2017

Erasmus Huis Pentaskan World of Dance di Societet TBY

Erasmus Huis Pentaskan World of Dance di Societet TBY
Lili Kok, Jens Slootmans, dan Wies Berkhout membawakan tari Cyclic dalam pementasan World of Dance di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, Rabu (22/2) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi).
Erasmus Huis Pentaskan World of Dance di Societet TBY
Penonton turut menjadi figuran dalam repertoar tari Saudade yang dibawakan secara solo oleh Lili Kok.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah sebelumnya mementaskan di Jakarta dan Bandung, Rabu (22/2) malam, Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta Erasmus Huis kembali mementaskan World of Dance di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta.

World of Dance adalah sebuah kelompok tari muda pimpinan penari sekaligus koreografer asal India yang tinggal di Belanda, Nishant Bola. World of Dance kerap menampilkan karya tari inovatif yang berfokus pada indentitas manusia yang hidup dalam keanekaragaman budaya. Dengan latar belakang yang dimilikinya Bhola menggarap karya tari atas pengalaman hidup dan persinggungan budaya yang dialaminya sebagai imigran.

Dua buah repertoar tari karya Nishant Bhola ditampilkan yakni Saudade yang ditarikan secara solo oleh Lili Kok dengan iringan musik Hans Timmermans. Saudade mengisahkan pengalaman pertama seorang imigran muda di Belanda: belajar bahasa baru, melihat salju untuk pertama kalinya, hidup berpindah-pindah dengan membawa koper.

Sebelum pementasan Saudade, Bhola memberikan ilustrasi perjuangan batin seorang imigran yang rindu kampung halaman (homesick), kesepian, dan juga kemiskinan di perantauan dalam upaya mencari rumah baru. Bhola mengundang 20 penonton untuk naik panggung dan ikut terlibat dalam repertoar Saudade sebagai penonton sekaligus figuran.

Dalam repertoar kedua berjudul Cyclic masih mengisahkan konflik dalam diri seorang imigran yang berjuang dengan isu global. Tiga penari Lili Kok, Jens Slootmans, dan Wies Berkhout membawakan repertoar tari menggambarkan kerukunan dan perselisihan yang bisa muncul secara bersamaan. Elemen India dan Barat mencoba menjawab apakah kehidupan ini lurus ataukah berputar (cyclic) sebagai subyektif versus obyektif, emosi versus logika, pribadi versus universal dan mitos versus ilmu pengetahuan.

Dua repertoar tari dipentaskan sekitar 45 menit diakhiri dengan bincang santai Nishant Bhola dengan penonton.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home