Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 06:34 WIB | Minggu, 12 Desember 2021

Erupsi Semeru: Korban Meninggal 22, Hilang 22

Erupsi Semeru: Korban Meninggal 22, Hilang 22
Proses pencarian dan evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru oleh tim satuan tugas gabungan, Senin (6/12). (Foto: BPBD Provinsi Jawa Timur)
Erupsi Semeru: Korban Meninggal 22, Hilang 22
Pekerja membersihkan puing-puing pasca erupsi Gunung Semeru, terlihat di latar belakang, di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, Senin, 6 Desember 2021. (Foto: AP/Trisnadi)

LUMAJANG,  SATUHARAPAN.COM-Korban erupsi Gunung Semeru (3.676 dpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tercatat ada 56 warga yang mengalami luka-luka, hilang 22 orang dan meninggal dunia 22 orang. Namun hingga hari Selasa (7/12) ini tim terus berusaha untuk mencari korban lain, dan berusaha membuka akses lebih luas.

Sedangkan jumlah warga terdampak sebanyak 5.205 jiwa dan warga mengungsi 2.004. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang, posko masih melakukan pendataan dan validasi.

Awan panas guguran dari letusan Gunung Semeru mengakibatkan jatuhnya korban jiwa warga yang berada di sekitar lereng gunung. Paska erupsi yang terjadi pada Sabtu lalu (4/12) lebih dari 900 personel gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko).

Data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi BNPB pada hari ini, Selasa (7/12), jumlah personel gabungan mencapai 985 orang. Para personel melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak.

Selain personel, sejumlah peralatan diterjunkan untuk membantu proses pencarian warga yang diduga masih hilang, antara lain BNPB menyiagakan tiga unit helikopter dan Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong dua unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.

Jumlah personel di lapangan diperkirakan lebih banyak lagi untuk membantu tanggap darurat di lapangan, seperti mereka yang bekerja untuk perbaikan infrastruktur dasar listrik, komunikasi atau pun akses jalan.

Pembersihan Jalan

Pada sektor infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), Nazib Faizal, menyampaikan pihaknya mengerahkan personel untuk membantu beberapa langkah penanganan darurat paska erupsi, antara lain pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas baik jalan nasional, provinsi maupun kabupaten, pencarian jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya jembatan Besuk Kobokan.

“Percepatan evakuasi korban dan pembersihan Kawasan,” tambah Kepala Pusat Data dan Informasi Kemen PUPR, Nazib Faizal.

Sementara itu, para personel yang bergerak di lapangan diharapkan untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru. Posko yang berjarak 23 kilometer dari Gunung Semeru tersebut berada di Kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Sedangkan pos logistik yang mendukung operasi penanganan darurat terletak di rumah dinas Bupati Lumajang.

BNPB mengimbau semua dukungan sumber daya, baik personel, peralatan atau pun bantuan logistik dikoordinasikan melalui posko yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang. Hal tersebut bertujuan agar penanganan darurat dapat berjalan secara optimal dan efektif serta menekankan keamanan dan keselamatan responder di lapangan yang melakukan operasi pencarian dan evakuasi.

Hal itudisampaikan Basarnas sebagai koordinator pencarian dan pertolongan. Seperti terpantau pada Senin (6/12), pukul 08.55 WIB, awan panas guguran kembali terjadi dengan jarak luncur mencapai empat kilometer mengarah ke Besuk Kobokan.

22 Korban Diidentifikasi

Para korban meninggal dunia telah teridentifikasi, ada 14 orang di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan delapan orang di Kecamatan Candipuro.

Tentang warga yang mengungsi, sebanyak 2.004 warga berada di 19 titik pengungsian yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Candipuro dan Pasirian. Jumlah penyintas tertinggi berada di Kecamatan Candipuro dengan jumlah 1.136 jiwa, Pasirian 563 dan Pronojiwo 305. Berikut ini distribusi titik pengungsian warga di tiga kecamatan tersebut.

Kecamatan Candipuro (Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh, Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh dan Kantor Camat Candipuro).

Kecamatan Pasirian (Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian).

Kecamatan Pronojiwo (SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid di Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng di Desa Oro Ombo,  Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2, dan rumah-rumah kerabat di Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus yang terletak di Desa Oro Oro Ombo).

Awan panas guguran Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan di sektor pemukiman, pendidikan maupun sarana dan prasarana. Posko masih terus melakukan pemutakhiran terhadap dampak kerugian material, dengan data sementara rumah terdampak 2.970 unit, fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan (Jembatan Gladak Perak) putus satu unit.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home