Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:31 WIB | Sabtu, 05 Desember 2020

Ethiopia Klaim Tangkap dan Bunuh Pimpinan Trigray

Staf medis di sebuah klinik untuk pengungsi Ethiopia yang melarikan diri dari konflik Tigray, di Um Raquba di negara bagian Gedaref, Sudan pada 3 Desember 2020. Lebih dari 45.000 orang telah melarikan diri dari Ethiopia utara sejak perang dimulai pada 4 November. (Foto: AFP)

ADIS ABABA, SATUHARAPAN.COM-Ethiopia mengatakan telah menangkap atau membunuh sebagian besar komandan pasukan pemberontak, sementara pemimpin lokal Tigray membalas pada hari Jumat (4/12), dan warga sipil memprotes penjarahan oleh tentara pendudukan.

Tidak ada pihak yang memberikan bukti atas pernyataan mereka tentang perang selama sebulan di wilayah pegunungan yang berbatasan dengan Eritrea di mana komunikasi telepon terputus dan aksesnya sangat dibatasi.

Pertempuran antara tentara federal yang diperntahkan Perdana Menteri Abiy Ahmed dan pasukan yang setia kepada bekas partai yang berkuasa di kawasan itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), meletus pada 4 November. Ribuan orang diyakini tewas sementara lebih dari 45.000 orang mengungsi ke negara tetangga, Sudan.

Para pemimpin TPLF, yang mendapat dukungan rakyat yang kuat di Tigray, tampaknya telah melarikan diri ke pegunungan sekitarnya dan mengatakan bahwa mereka telah memulai perlawanan gerilya.

Tigray Duduh Ada Penjarahan

TPLF No.1, Debretsion Gebremichael, salah satu orang yang paling dicari di Ethiopia, dan dia mengatakan kepada Reuters dalam pesan teks bahwa ada protes di Mekelle, yang berpenduduk 500.000 orang, karena penjarahan oleh tentara Eritrea. Debretsion adalah mantan operator radio gerilya berusia 57 tahun.

"Tentara Eritrea ada di mana-mana," katanya, mengulangi tuduhan bahwa Presiden Eritrea, Isaias Afwerki, telah mengirim tentara ke perbatasan untuk mendukung Abiy melawan musuh bersama mereka. Namun pemerintah Ethiopia dan Eritrea telah membantahnya.

Debretsion adalah mantan operator radio gerilya berusia 57 tahun.

Seorang komandan militer senior, Jenderal Tesfaye Ayalew, mengatakan "hampir semua musuh", termasuk mantan kolonel federal dan jenderal yang bertempur di pihak Tigrayan, dikalahkan atau mati. "Tapi orang-orang yang membuat rencana dan para penjahat masih kabur dan bersembunyi," katanya kepada Fana TV yang berafiliasi dengan negara.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan tentang pertempuran dan kematian - termasuk pada pekerja bantuan, kata sumber di sekitar kamp pengungsi Eritrea.

Sementara Mulu Nega, yang ditunjuk oleh Abiy sebagai kepala eksekutif Pemerintahan Sementara Tigray yang baru, mengatakan bahwa pemerintah sedang menyalurkan bantuan ke beberapa bagian Tigray barat di bawah kendalinya."Prioritas kami di kawasan ini sekarang adalah memulihkan perdamaian," kata mantan akademisi berusia 52 tahun itu.

Kisah Horor

Di Sudan, pengungsi menceritakan kisah horor melarikan diri dari Tigray di sepanjang jalan yang dipenuhi mayat dan juga berbicara tentang keterlibatan Eritrea. Tewodros Tesera, seorang ahli bedah dari kota perbatasan Humera, mengatakan kelompok orang bersenjata datang dari sisi Eritrea di atas Sungai Tekeze pada hari-hari awal pertempuran. “Kelompok ini diturunkan di depan rumah sakit tempat saya bekerja,” katanya.

“Kami mendengar ledakan, lalu peluit, lalu bom besar kedua, yang menghantam tanah dan bangunan. Rumah, masjid, dan gereja rusak," katanya.

Abiy menjabat pada 2018 setelah hampir tiga dekade pemerintahan yang dipimpin TPLF. Dia mulai membuka ekonomi tertutup dan sistem politik yang represif, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk perjanjian dengan Eritrea, dan mengambil tindakan atas korupsi dan pelanggaran hak. Dia mempercepat pembebasan lebih dari 30.000 tahanan politik.

Namun pengadilan terhadap pejabat senior Tigrayan dalam kasus penyiksaan, pembunuhan dan korupsi membuat TPLF kesal, yang mengatakan penangkapan itu bermotif politik. Pemerintah Abiy juga telah memenjarakan ribuan warga setelah terjadi kerusuhan yang disertai kekerasan. Setidaknya enam jurnalis telah ditangkap sejak konflik Tigray dimulai.

TPLF menuduh Abiy, mantan mitra politik mereka, mencoba meningkatkan kekuasaan pribadi atas 10 wilayah Ethiopia. Abiy menyangkal hal itu, menyebut mereka penjahat yang memberontak terhadap otoritas federal, menyerang pangkalan militer, dan secara liar terlalu terwakili dalam pemerintahan untuk sebuah kelompok yang hanya menyumbang 6% dari populasi. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home